12 September 2024 – Malam | 20240912

MINGGU XVI SESUDAH PENTAKOSTA


PENGABDIAN DAN KETAATAN

1 Tesalonika 4:1-2
Nasihat supaya hidup kudus
4:1 Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. 4:2 Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.


“Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus” (ay. 2 TB 2).
Salah satu formulasi doa yang diungkapkan oleh Ignasius Loyola berbunyi demikian, “Ajari kami, ya Tuhan, untuk melayani Engkau sebagaimana Engkau patut menerimanya; memberi, dan tidak menghitung biaya, berjuang, dan tidak mengindahkan luka, bekerja keras, dan tidak mencari istirahat, bekerja, dan tidak meminta imbalan, kecuali dengan mengetahui bahwa kami melakukan kehendak-Mu.” Doa Ignasius ini sarat dengan makna pengabdian dan ketaatan serta totalitas. Bagi Ignasius, hanya Tuhan yang patut untuk menerima bentuk pengabdian seperti ini.
Dalam bacaan ini rasul Paulus dengan penuh kasih sayang mengingatkan kembali jemaat Tesalonika tentang bagaimana mereka harus hidup dalam relasi yang benar dengan Tuhan. Sebagai orang tua rohani, Paulus tentu mengharapkan agar jemaat Tesalonika semakin meningkatkan lagi cara kehidupan mereka yang berkenan kepada Allah. Paulus menuntun mereka pada kesadaran, bahwa spiritualitas mereka harus terus mereka bangun dan latih sampai tiba pada tahap mengasihi Tuhan dalam ketaatan, bukan relasi sekadar legal-formal. Dengan mencapai tahap mengasihi, maka mengikuti segala nasihat dan petunjuk yang Paulus telah sampaikan kepada mereka dengan penuh kesadaran dan sukacita.
Mengasihi Tuhan dengan penuh kesadaran dan sukacita sebagai sebuah gambaran ketaatan itulah yang kiranya juga menjadi laku kehidupan spiritualitas kita sebagai orang percaya pada masa kini. Kita memiliki kesadaran bahwa hidup yang berkenan bagi Allah bukanlah sekadar gagasan dan pengetahuan konseptual yang berhenti pada kata-kata belaka. Melainkan kita senantiasa sadar dan bersukacita mewujudkannya dalam perilaku aktual dalam kehidupan keluarga, gereja, dan masyarakat sebagai bentuk ketaatan dan pengabdian kita kepada Tuhan. Sebagaimana doa Ignasius, karena memang Tuhan patut menerimanya.


Sumber: [SBU – 12 September 2024 | Malam]

Doa: (Ya Tuhan kami ajari kami untuk hidup dalam pengabdian dan ketaatan sebagai bentuk perwujudan cinta kasih kepada-Mu karena hanya Engkau sajalah yang patut menerimanya)