MINGGU XIV SESUDAH PENTAKOSTA
AKIBAT BURUK MELANGGAR KEHENDAK ALLAH
Kejadian 3:7-8
3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. 3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
“manusia itu dan isterinya menyembunyikan diri dari hadapan TUHAN Allah di antara pepohonan di taman” (ay. 8b) aid sieges sbaqe
Janji ular bahwa ketika makan buah pengetahuan itu mata Adam dan Hawa akan terbuka dan mereka akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat, kini tergenapi. Setelah melanggar perintah Allah, mata mereka pun terbuka dan melihat bahwa mereka telah ditipu oleh ular itu; bahwa mereka telah melanggar perintah Allah dan menimbulkan ketidaksenangan terhadap-Nya. Pengetahuan yang dijanjikan ular akan diperoleh oleh Adam dan Hawa ternyata bukan pengetahuan tentang kebahagiaan, kebijaksanaan, atau kekuasaan, melainkan pengetahuan tentang kesadaran akan dosa dan konfliknya dengan kehendak Allah.
Selain mata, tubuh Adam dan Hawa pun ikut terbuka untuk melihat bahwa kini mereka tidak sama seperti dahulu kala. Ketelanjangan menjadi penanda bahwa tubuh mereka kini telah kehilangan cahaya kesucian yang sebelumnya menyelimuti mereka. Ketelanjangan itu membuat mereka menjadi malu, dan karena itu mereka berinisiatif membuat celemek yang bisa menutupi sebagian anggota tubuh mereka menggunakan daun pohon arah yang besar. Jadi, akibat pertama yang timbul dari pelanggaran atas perintah Allah adalah munculnya rasa malu. Manusia malu jika jati dirinya yang telah berdosa diketahui oleh Allah.
Selain merasa malu, Adam dan Hawa kini juga merasa takut untuk bertemu dengan Allah. Mereka malu dan takut mendengar suara Allah, karena itu mereka memutuskan untuk bersembunyi di celah-celah pepohonan. Narasi ini mengingatkan kita bahwa sejatinya tiada dosa yang dapat disembunyikan dari hadapan Allah. Semua dosa terbuka di hadapan-Nya. Seberapa besar rasa malu dan takut kita karena telah melakukan dosa di hadapan Allah, kiranya kita memberanikan diri untuk terbuka, menyampaikan segala perasaan bersalah itu sekaligus memohon ampun di hadapan Allah.
Sumber: [SBU – 30 Agustus 2024 | Pagi]
Doa: (Ya Allah Bapa, tolonglah kami agar tidak malu dan takut mengakui segala dosa dan kesalahan di hadapan-Mu)