MINGGU XIV SESUDAH PENTAKOSTA
ADAM TIDAK MENDAPATI PENOLONG YANG SEPADAN
Kejadian 2:18-19
2:18 TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” 2:19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
“Aku akan menjadikan baginya penolong yang sepadan dengan dia” (ay. 18b)
Nats pagi ini mengingatkan kita bahwa Allah lebih tahu dan sangat memahami kebutuhan manusia. Walaupun Adam tidak memohon agar diberi penolong, namun Allah menyediakannya. Baik makanan, lingkungan yang nyaman dan aman, bahkan penolong yang sepadan Allah berikan kepada Adam di taman Eden. Bagi-Nya, tidaklah baik kalau Adam sendirian di taman Eden tanpa teman hidup yang sehakikat atau sekodrat dengannya. Meskipun pada waktu itu Allah telah membentuk binatang-binatang hutan dan burung-burung di udara untuk diberi nama oleh Adam, namun mereka bukanlah pendamping yang sehakikat dengan Adam.
Sejak awal Allah sangat memahami jika manusia tidak mungkin hidup sendiri. Manusia membutuhkan relasi sosial dan hidup bersama yang lain di alam semesta. Manusia butuh berinteraksi dengan sesama manusia, juga hidup berdampingan dengan makhluk lainnya. Sebagai makhluk sosial, kita sangat membutuhkan hubungan pertemanan dan persahabatan. Pengkhotbah 4:9-12 menyatakan: “Berdua lebih baik daripada seorang diri…” (TB 2). Mungkin saja jika taman Eden hanya dihuni oleh Adam seorang diri, namanya bukan lagi taman Eden, melainkan padang belantara yang gersang, kering kerontang.
Kehadiran Hawa sebagai penolong atau pendamping yang sepadan bagi Adam memberi suasana baru dan berbeda di taman Eden. Kehadirannya tidak terjadi karena keinginan Adam sendiri, melainkan karena rencana dan kehendak Sang Khalik. Allah berinisiatif melengkapi hidup Adam dengan hadirnya Hawa. Demikian juga sebaliknya, hidup Hawa menjadi lengkap dengan kehadiran Adam. Dalam kebersamaan, mereka dapat melakukan tugas memelihara bumi. Jika saat ini Tuhan mengizinkan kita menikah atau hidup bersama dalam keluarga kita, kiranya keluarga-keluarga kita menjadi keluarga yang mau merawat bumi lewat tindakan-tindakan kecil setiap hari.
Sumber: [SBU – 29 Agustus 2024 | Pagi]
Doa: (Allah Bapa, kami bersyukur untuk semua orang yang hadir sebagai keluarga dalam hidup kami)