MINGGU XIV SESUDAH PENTAKOSTA
MANUSIA ADALAH CIPTAAN ALLAH
Kejadian 2:7
2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
“Demikianlah manusia itu menjadi makhluk hidup” (ay.7b)
Malam ini kita merenungkan kembali kisah penciptaan manusia pertama. Allah membentuknya dari debu tanah lalu mengembuskan nafas kehidupan, Ia yang tadinya adalah debu yang fana, terbatas, dan rapuh, kini menjadi hidup oleh nafas ilahi. Manusia pertama itu diberi nama Adam.
Adam diciptakan secara khusus, unik dari ciptaan lainnya. Debu yang fana dan nafas ilahi yang menghidupkan manusia pertama ini mengingatkan kita bahwa sebenarnya Allah dengan manusia memiliki hubungan yang istimewa, karena nafas itu diembuskan langsung oleh Dia. Kisah penciptaan ini memperlihatkan bahwa Allah merupakan sumber hidup yang utama dan pertama bagi manusia. Embusan nafas ilahi-lah yang telah membuat manusia yang fana, kini hidup dan berharga di hadapan Allah.
Sebagai makhluk ciptaan Allah, hidup kita sepenuhnya bergantung kepada Allah, Sang Khalik. Kita tak dapat hidup tanpa terhubung dengan Dia yang memberi nafas hidup. Oleh karena itu, sekalipun kita diberikan kehendak bebas, namun kehendak bebas itu perlu dikendalikan oleh kehendak Allah yang baik. Jika tidak, ia dapat menjerumuskan kita ke dalam berbagai kejahatan yang dapat berakhir pada maut.
Di antara dua unsur yang terkandung dan saling tarik-menarik dalam diri kita, kiranya kita terus menghayati bahwa nafas hidup dari Allah merupakan pengendali hidup kita. Oleh karena itu, yang harus kita utamakan ialah kehendak Allah yang menginginkan manusia ciptaan-Nya selalu melakukan kebaikan, merawat serta melestarikan alam semesta dengan baik dan benar. Mandat itu dapat kita tunaikan bila nafas Allah tetap ada bersama-sama dengan kita. Nafas Allah itulah yang memberi semangat, memberi inspirasi dan membangkitkan iman agar kita dapat hidup bijaksana.
Sumber: [SBU – 27 Agustus 2024 | Malam]
Doa: (Ya Allah Bapa, terima kasih untuk nafas hidup yang memungkinkan kami dapat melakukan kebaikan dan kebenaran)