25 Agustus 2024 – Pagi | 20240825

HARI MINGGU XIV SESUDAH PENTAKOSTA


BERKAT TUHAN, TANGGUNGJAWAB MANUSIA

Kejadian 1:28-29
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” 1:29 Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.


“Allah memberkati mereka dan berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyaklah. Penuhilah bumi dan taklukkanlah bumi. Berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara dan atas segala binatang melata di bumi.” (ay.28 TB 2)

Tuhan Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan menurut gambar-Nya. Setelah menciptakan mereka, Allah memberkati mereka berupa perintah untuk beranak cucu dan menguasai serta mengawasi bumi dengan segala isinya, baik untuk dijadikan makanan maupun untuk dikelola, untuk menunjang seluruh kehidupan di muka bumi. Substansi dari berkat ini adalah keberdayaan dan tanggung jawab pengelolaan, pengawasan, dan pemeliharaan bumi dan kehidupan di dalamnya.

Manusia yang berdaya dan bertanggung jawab merealisasikan berkat itu melalui komitmen, kerja keras dan ketekunan dalam mengelola dan melestarikan lingkungan alam. Itu sebabnya manusia harus memelihara, merawat, menjaga serta melindungi ciptaan Tuhan Allah dengan baik dan benar. Apabila kemudian hari alam lingkungan ciptaan Tuhan Allah rusak berantakan sehingga keindahan, kebaikan dan keharmonisan seluruh ciptaan terganggu, itu berarti terjadi kesalahan dan kelalaian manusia dalam mengimplementasikan otoritas dan tanggung jawabnya.

Kelalaian itu sering kali berangkat dari kerakusan serta keegoisan manusia. Makna menguasai dalam pelaksanaannya disalahartikan sebagai kesewenang-wenangan. Di mana ada realisasi otoritas yang sewenang-wenang maka akan timbul kerusakan. Manusia kerap lupa bahwa titik tolak Tuhan Allah memandatkan tanggung jawab menaklukkan dan menguasai bumi diawali dengan tindakan Tuhan Allah memberkati manusia lebih dahulu.

Seharusnya, berkat berupa kapasitas dan otoritas untuk mengelola bumi yang Allah anugerahkan demi keadilan dan keutuhan serta kelestarian seluruh ciptaan itu harus menjadi dasar tindakan manusia dalam relasinya dengan alam semesta dan sesama. Akibat menyelewengkan atau tidak mengakui dan menyadari makna berkat Tuhan Allah itu, hasilnya hanyalah kerusakan, kepunahan, ketidak adilan, perang dan kelaparan. Gagal memaknai berkat hanya akan menghasilkan perbuatan yang tidak bertanggung jawab bahkan jahat yang berujung pada kerusakan.


Sumber: [SBU – 25 Agustus 2024 | Pagi]

Doa: (Tuhan, ajari kami untuk bisa bertanggung jawab mengelola bumi yang Engkau berikan bagi kami)