MINGGU XIII SESUDAH PENTAKOSTA
JANGAN MENJADI BATU SANDUNGAN
1 Korintus 8:11-13
8:11 Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena “pengetahuan” mu. 8:12 Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus. 8:13 Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.
“Karena itu, apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.” (ay. 13 TB 2)
Tuhan Yesus Kristus melepaskan kemerdekaan atau kebebasan-Nya sebagai Anak Allah dan mau mati untuk membebaskan semua orang dari keterikatan dosa. Pengorbanan Yesus menjadi sejarah keselamatan yang besar dan tidak dapat tergantikan oleh siapa pun sampai saat ini. Anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus mengajak semua orang untuk memberlakukan kasih kepada diri-Nya dan kepada sesamanya.
Paulus melanjutkan pengajarannya agar jemaat yang memiliki iman yang kuat untuk tidak memakai keimananya yang kuat ini membinasakan iman mereka yang lemah dengan perkara makanan. Perbuatan ini menyebabkan pengorbanan Kristus menjadi sia-sia atau tidak berarti karena mereka yang beriman lemah mencederai hati nurani mereka sendiri. Mereka menjadi lebih takut dituduh memiliki iman yang lemah dari pada takut atau taat kepada Tuhan. Jemaat yang memiliki iman kuat dan seharusnya membimbing jemaat yang beriman lemah, justru jatuh dalam perbuatan dosa di hadapan Kristus. Karena itu, apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudara seiman, Paulus memilih untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya dirinya jangan menjadi batu sandungan bagi saudaranya.
Mari mengakhiri hari ini, kita bertekad menjaga terus relasi kita kepada Tuhan dengan melaksanakan semua kehendak Tuhan dengan mewujudkan kasih terhadap sesama, terutama kepada saudara di dalam persekutuan kita. Janganlah menjadi batu sandungan bagi sesama tetapi jadilah pelaku kasih yang saling menguatkan dan saling menopang. Keindahan persekutuan terlihat saat saudara seiman bersama hidup dalam cinta kasih Tuhan. Bukan hanya kedamaian yang dirasakan oleh semua anggota persekutuan tetapi berkat-berkat Tuhan akan kita rasakan sepanjang hidup kita seperti mata air yang tidak berhenti untuk mengalir.
Sumber: [SBU – 22 Agustus 2024 | Malam]
Doa: (Ampuni kami Tuhan bila kami menjadi batu sandungan bagi saudara kami. Kami mohon berilah selalu hikmat-Mu agar kami memberlakukan kasih kepada sesama dengan sungguh-sungguh)