02 Agustus 2024 – Malam | 20240802

MINGGU X SESUDAH PENTAKOSTA


MENYUSUI SEBAGAI SIMBOL GEREJA

Keluaran 2:9-10
2:9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: “Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. 2:10 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: “Karena aku telah menariknya dari air.”


“susilah dia bagiku” (ay. 9)
Menyusui adalah bagian yang paling menunjukkan intimitas seorang ibu terhadap anak yang dilahirkannya. Ibu yang baik akan berusaha memberikan ASI eksklusifnya kepada bayi yang baru dilahirkannya. Dengan cara begitu terbangun ikatan emosional yang teramat dalam antara seorang ibu dan anaknya. ASI sebagai wujud cinta ibu yang sejatinya memberi perasaan aman dan nyaman bagi seorang anak untuk bertumbuh dengan baik serta sehat di dalam dekapan orang tuanya.
Tahukah kita, bahwa gereja sering dibaratkan sebagai ibu. Metafora ini, bermula dari bapa Reformasi, Yohanes Calvin. Bagi Calvin, gereja adalah ibu yang melahirkan semua orang percaya. Gerejalah yang memberi nutrisi iman atau menyusui agar pertumbuhan kerohanian semua kategori dan golongan orang percaya di segala tempat mencapai kedewasaan penuh seturut dengan gambar khaliknya, Yesus Kristus. Karena itu Calvin mengajak setiap orang untuk menaruh sikap hormat kepada aneka ragam upaya gereja mendidik umatnya. Semua itu ibarat susu yang menjamin pertumbuhan iman dan kerohanian orang percaya. Calvin juga memperingatkan agar tidak seorang pun yang meninggalkan gereja. Oleh sebab dari gereja-lah kita belajar tentang anugerah Allah yang menyelamatkan itu. Dalam gambaran gereja sebagai ibu itu terdapat makna bahwa gereja harus menjadi persekutuan yang hangat di mana tidak ada seorang pun ditolak serta dipinggirkan di dalamnya.
Meskipun tidak disebut siapa yang menjadi ibu sambung bagi Musa yang masih menyusui itu, namun dapat diperkirakan bahwa ibu sambung itu adalah ibu kandung Musa sendiri (ay. 8-9). Lewat Miryamlah, Musa dipertemukan kembali dengan kehangatan dan dekapan penuh kasih. Termasuk saat Musa meneruskan masa menyusuinya. Di sini putri Firaun yang berbelas kasih, Miryam yang tak kenal kata menyerah, telah sama-sama dipakai oleh Allah sebagai saluran berkat untuk karya penyelamatan Allah bagi seluruh bangsa Israel.


Sumber: [SBU – 02 Agustus 2024 | Malam]

Doa: (Kasih-Mu bagai air susu yang menghidupkan semua ciptaan)