10 April 2024 – Pagi | 20240410

MINGGU II SESUDAH PASKAH


BERHENTI MERUNDUNG!

Yesaya 14:1-11
Ejekan tentang raja Babel
14:1 Sebab TUHAN akan menyayangi Yakub dan akan memilih Israel sekali lagi dan akan membiarkan mereka tinggal di tanah mereka, maka orang asing akan menggabungkan diri kepada mereka dan akan berpadu dengan kaum keturunan Yakub. 14:2 Bangsa-bangsa lain akan mengantar Israel pulang ke tempatnya, lalu kaum Israel akan memiliki bangsa-bangsa itu di tanah TUHAN sebagai hamba-hamba lelaki dan hamba-hamba perempuan. Demikianlah mereka akan menawan orang-orang yang menawan mereka dan akan berkuasa atas para penindas mereka. 14:3 Maka pada hari TUHAN mengakhiri kesakitan dan kegelisahanmu dan kerja paksa yang berat yang dipaksakan kepadamu, 14:4 maka engkau akan memperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel, dan berkata: “Wah, sudah berakhir si penindas sudah berakhir orang lalim! 14:5 TUHAN telah mematahkan tongkat orang-orang fasik, gada orang-orang yang memerintah, 14:6 yang memukul bangsa-bangsa dengan gemas, dengan pukulan yang tidak putus-putusnya; yang menginjak-injak bangsa-bangsa dalam murka dengan tiada henti-hentinya. 14:7 Segenap bumi sudah aman dan tenteram; orang bergembira dengan sorak-sorai. 14:8 Juga pohon-pohon sanobar dan pohon-pohon aras di Libanon bersukacita karena kejatuhanmu, katanya: ‘Dari sejak engkau rebah terbaring, tidak ada lagi orang yang naik untuk menebang kami!’ 14:9 Dunia orang mati yang di bawah gemetar untuk menyongsong kedatanganmu, dijagakannya arwah-arwah bagimu, yaitu semua bekas pemimpin di bumi; semua bekas raja bangsa-bangsa dibangunkannya dari takhta mereka. 14:10 Sekaliannya mereka mulai berbicara dan berkata kepadamu: ‘Engkau juga telah menjadi lemah seperti kami, sudah menjadi sama seperti kami!’ 14:11 Ke dunia orang mati sudah diturunkan kemegahanmu dan bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan sebagai lapik tidurmu, dan cacing-cacing sebagai selimutmu.”


Wah, sudah berakhir si penindas, sudah berakhir kelaliman! (ay. 4 TB2).
Kita sering menyaksikan bullying (penindasan, pengusikan, tindakan kekerasan, perundungan) terjadi di sekolah-sekolah, baik tingkat sekolah dasar sampai di perguruan tinggi. Perundungan terjadi akibat satu orang atau satu kelompok merasa diri mereka lebih kuat sehingga mampu menguasai orang lain. Mereka akan mencari orang-orang tertentu yang kelihatannya lemah, lalu mulai menunjukkan kekuatan hanya untuk kesenangan dan kepuasan diri. Kita mungkin marah dengan tindakan ini. Namun, sesungguhnya tindakan perundungan (bullying) bukan hanya terjadi di sekolah, melainkan juga di manapun, bahkan media sosial. Bisa jadi, kita salah satu pelakunya.
Sudah ratusan tahun lamanya Babel sangat terkenal dengan kekuasaan dan kekuatannya. Setelah menguasai satu daerah, biasanya mereka mengambil beberapa orang untuk dijadikan budak dan pekerja di tanah Babel. Melalui tenaga dan kepintaran orang dari berbagai penjuru daerah, Babel semakin jaya dan tidak terkalahkan. Namun, Yesaya justru mengejek Babel dengan mengatakan: Wah, sudah berakhir si penindas, sudah berakhir kelaliman! (ay. 4). Orang-orang akan mengejek Babel dan mengatakan bahwa orang Babel akan sama rendahnya dengan semua orang tawanan. Orang Babel yang merundung orang-orang lemah, kini menjadi bahan rundungan semua orang dari setiap bangsa.
Terkadang kita menjadi seorang perundung, baik di kehidupan nyata ataupun di media sosial. Kita cenderung menjadi perundung ketika melihat dan berkomentar dalam postingan media sosial yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Banyak orang muda yang gagal berkarya karena komentar orang tua yang tidak siap akan perkembangan zaman. Banyak orang tua yang merasa gagal mengasuh anak karena dikomentari buruk dalam merawat anak. Berhentilah merasa berhak atas kehidupan orang lain, karena kita bisa menjadi seperti Babel, perundung yang dibenci Allah.


Sumber: [SBU – 10 April 2024 | Pagi]

Doa: (Ampuni kami Tuhan jika menyakiti hati orang di sekitar kami, dan sadarkan kami senantiasa)