26 Maret 2024 – Pagi | 20240326

MINGGU I PRAPASKAH


PERCAYA, NAMUN TAKUT DIKUCILKAN

Yohanes 12:37-43
Mengapa orang Yahudi tidak dapat percaya
12:37 Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya, 12:38 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?” 12:39 Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga: 12:40 “Ia telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka.” 12:41 Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia. 12:42 Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. 12:43 Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah.


Confession reveals our spiritual position. Kutipan populer ini sungguh tepat. Iman kepada Yesus adalah laksana terang yang tidak. dapat disembunyikan, dan laksana garam yang asinnya tidak dapat disangkal. Karena itu, iman tidak bisa hanya di dalam hati, melainkan juga terucap dalam kata. Akan tetapi iman tidak mungkin sekadar kata-kata, melainkan berbuah pula dalam tindakan. Dengan begitu, maka identitas dan kesaksian kita sebagai murid Yesus menjadi terang-benderang.
Sangat disayangkan, beberapa pemimpin Yahudi di zaman Yesus justru berbuat sebaliknya. Kendati mereka melihat, mendengar, dan. percaya kepada-Nya, namun mereka tidak mau mengakui-Nya secara terus terang. Alasannya tidak lain karena takut dikucilkan. Tidak dapat dipungkiri, pengucilan di Israel merupakan suatu bentuk sanksi sosial yang berat. Seseorang yang dikucilkan tidak hanya menderita hinaan, melainkan juga tindakan represif seperti penolakan dan pengusiran.
Kondisi seperti inilah yang dimaksudkan Yohanes dengan menggunakan kata Yunani aposunagógos. Mereka yang notabene adalah pemimpin jemaat (Yun. archon) akan kehilangan jabatan, popularitas, dan kehormatan bahkan terusir dari persekutuan orang Yahudi (sinagoge) jika terbukti secara sah menjadi pengikut Yesus. Demikianlah risiko yang mesti ditanggung oleh mereka yang percaya dan mengakui Yesus secara publik.
Menjadi murid Yesus memang tidak mudah. Namun kemajuan teknologi komunikasi menyediakan kesempatan bagi kita untuk berani bersaksi tentang Yesus melalui konten-konten online yang kreatif, entah berupa tulisan, foto, maupun video yang disiarkan melalui berbagai platform digital. Yang terpenting, mari lakukan itu bukan untuk mencari kehormatan pribadi, melainkan memuliakan Allah. Bukan untuk memecah belah, melainkan memberi edukasi yang mencerahkan. Bukan untuk mencederal, melainkan mengklarifikasi. Berbahagialah kita yang melakukannya, kendati pengucilan menjadi risikonya.


Sumber: [SBU – 26 Maret 2024 | Pagi]

Doa: (Ya Kristus, berkatilah kesaksian kami agar melaluinya banyak orang memperoleh sukacita dan peneguhan iman)