MINGGU II PRAPASKAH
DARIPADA BERSUMPAH, LEBIH BAIK BERDOA DAN BERNYANYI
Yakobus 5:12-13
Mengenai sumpah, dan doa untuk orang sakit
5:12 Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman. 5:13 Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi!
“Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman”. (ay.12b)
Suatu saat, seorang Pendeta GPIB memprotes rumusan pengambilan sumpah yang dilakukan di Gedung Serba Guna Pemda Kabupaten Daerah Tingkat II. Pendeta beralasan, bahwa seorang Kristiani tidak diperkenankan untuk bersumpah atas nama siapa pun dan demi apa pun, meskipun ia seorang Calon Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan diangkat sebagai PNS.
Petugas Pemda yang ditunjuk (karena ingin tahu) bertanya kepada Pendeta: “Apa bedanya antara sumpah dan janji, Pak Pendeta? Jika pada akhimya, yang dinilai saat pelaksanaan kerjanya, bukan soal mengucapkan sumpah atau janji?” Sang Pendeta menjelaskan kepada Petugas dengan lembut: “Itulah pokok persoalannya. Jika tidak siap melakukan, jangan berjanji. Umat Kristiani mengutamakan komitmen dan konsistensi melakukan apa yang dijanjikan. Alkitab berkata: Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman. Untuk apa kita bersumpah menggunakan nama Tuhan, tetapi kita melanggar. Lebih baik bertanggung jawab menyadari apa yang kita janjikan sejak awal lalu mewujudnyatakannya.” Sang Pendeta itu meminta agar kata: “Saya bersumpah…” diganti menjadi “Saya Berjanji…” yang kemudian diakhiri dengan ucapan: “Kiranya Tuhan Menolong Saya”, dan petugas itupun menggantinya.
Orang Kristen dilarang bersumpah apa pun alasannya, dan Yesus pun menyatakannya (Yak. 5:12, Mat. 5:33-37). Nampaknya Kel. 20:7 menjadi tolak ukurnya untuk jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Dalam keterdesakan, manusia seringkali menggunakan nama Tuhan demi memperkuat ucapannya. Bahkan sumpah palsu pun dicanangkan untuk memenangkan percakapan. Sekali lagi, Yakobus menitikberatkan nilai perkataan kita. Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! (bukan menggerutu atau memaki). Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia bernyanyi (bukan menyombongkan diri atau lupa diri).
Sumber: [SBU – 21 Maret 2024 | Pagi]
Doa: (Ya Tuhan, urapilah mulutku agar mengucapkan apa yang perlu, apa yang benar, dan apa yang bermanfaat)