07 Januari 2024 – Malam | 20240107

HARI MINGGU I SESUDAH EPIFANI


MENYAMPAIKAN PERKATAAN ALLAH

Keluaran 4:10-17
4:10 Lalu kata Musa kepada TUHAN: “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.”
4:11 Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN?
4:12 Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.” 4:13 Tetapi Musa berkata: “Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus.”
4:14 Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa dan Ia berfirman: “Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya.
4:15 Maka engkau harus berbicara kepadanya dan menaruh perkataan itu ke dalam mulutnya; Aku akan menyertai lidahmu dan lidahnya dan mengajarkan kepada kamu apa yang harus kamu lakukan.
4:16 Ia harus berbicara bagimu kepada bangsa itu, dengan demikian ia akan menjadi penyambung lidahmu dan engkau akan menjadi seperti Allah baginya.
4:17 Dan bawalah tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda mujizat.”


Berbicara di depan umum atau kepada banyak orang memang tidak mudah. Ada hambatan dan kesulitan yang membuat seseorang tidak berani berbicara, bisa terjadi karena rasa gugup, minder, berat lidah, dsbnya. Bagaimana dengan Musa saat dipercayakan Allah untuk menyampaikan suara Allah kepada umat-Nya? Di malam ini sebelum beristirahat, sejenak kita melihat cara Allah melengkapi orang pilihan-Nya.
Kelengkapan yang Allah berikan kepada Musa tidak tanggung-tanggung. Mengapa tidak? Alasan Musa untuk menolak tugas pengutusannya itu tetap di bawah kendali Allah. Apapun yang Musa katakan bahwa dia tak pandai bicara dan berat lidah dijawab Tuhan dengan kemahakuasaan-Nya menciptakan semua organ tubuh manusia, termasuk lidah. Allah pun menugaskan Harun (kakaknya Musa) untuk menjadi penyambung lidah Musa dalam menyampaikan perkataan Tuhan kepada umat-Nya. Harun harus bicara atas nama Musa di depan rakyat. Sang kakak akan menjadi juru bicara dan Musa dianggapnya seperti Allah yang mengatakan apa yang harus ia katakan (ay.16). Bayangkan betapa Tuhan berkehendak, apapun itu, Dia pasti akan melengkapi dengan cara-Nya. Bukankah tanda-tandanya sudah diberikan kepada Musa.
Para pelayan Tuhan dan umat Allah, dipanggil untuk memberitakan dan menyaksikan firman Allah dan hikmat-Nya di tengah kehidupan masyarakat yang terus berubah. Sejauh mana kita memanfaatkan kemajuan teknologi untuk turut menyampaikan perkataan-perkataan Allah yang memberkati? Allah memberikan pengajaran dan pertolongan terus-menerus dalam kelemahan kita; karena tanpa kasih karunia yang terus-menerus, pemberian terbaik akan gagal. Allah melengkapi kita dan dianggapnya menjadi seperti Allah yang harus dapat mengatakan apa yang harus kita katakan. Siapkah kita menyampaikan perkataan Allah sesuai dengan maksud dan kehendak Allah bagi dunia ini?


Sumber: [SBU – 07 Januari 2024 | Malam]

Doa (Tuhan, terima kasih atas anugerah-Mu, taruhlah di lidah hamba perkataan Tuhan yang memberkati ciptaan-Mu di dunia)