29 Juni 2024 – Malam | 20240629

MINGGU V SESUDAH PENTAKOSTA


BERKOMITMEN MEMBANGUN JEMAAT SEBAGAI TUBUH KRISTUS

Kisah Para Rasul 4:36-37
4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.


“la menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul” (ay.37)
Komitmen dimulai dari hati dan terungkap dengan kata-kata yang keluar dari mulut, kemudian berlanjut pada tindakan yang nyata sesuai perkataan.
Jemaat mula-mula memberikan contoh sebuah komitmen, bagaimana membangun persekutuan sebagai tubuh Kristus. Banyak hal yang dapat dilakukan demi membangun soliditas dan solidaritas dalam persekutuan. Yusuf yang disebut Barnabas ikut bersama jemaat untuk memberikan segala yang mereka miliki demi memenuhi kebutuhan pelayanan serta penginjilan di berbagai tempat. Dia membawa uang hasil penjualan tanah ke hadapan rasul rasul untuk kepentingan pelayanan. Tuhan melihat segala tindakan dan perbuatannya itu, maka dia diperkenankan Tuhan menjadi bagian dari rasul-rasul Kristus. Yusuf atau Barabas inilah yang kemudian menjadi rekan sepelayanan Paulus. “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: “Khususkanlah Barabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka” (Kis. 13:2).
Penginjilan yang terjadi di segala tempat dan sepanjang masa masih berlangsung sampai saat ini juga berawal dari komitmen bahwa sebagai tubuh Kristus, jemaat harus saling menopang dan berbagi. Tubuh Kristus bukan sekadar lambang kesatuan iman jemaat kepada Kristus tetapi sebagai wujud nyata kehadiran Kristus di dunia.
Perbedaan identitas manusia melebur menjadi jemaat yang satu, solid, sehati dan sejiwa. Inilah yang harus menjadi semangat kita dalam melayani dan bersaksi. Gereja memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang untuk terlibat dalam berbagai pelayanan. Tentu saja Gereja tidak menutup diri dari pelayanan dan kesaksian kepada orang-orang di sekitarnya. Sebagai Gereja yang terus menerus dibarui, kita diuji untuk memiliki kesatuan yang sehati dan sejiwa agar dalam berbagai perbedaan bisa bersekutu, melayani, dan bersaksi kepada semua orang.


Sumber: [SBU – 29 Juni 2024 | Malam]

Doa: (Ya Tuhan, jadikan kami Gereja-Mu yang sehati dan sejiwa untuk menyatakan Kristus dalam kehidupan berjemaat dan bermasyarakat)