MINGGU XIV SESUDAH PENTAKOSTA
ADAM TIDAK MENDAPATI PENOLONG YANG SEPADAN
Kejadian 2:20
2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
“Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung di udara, dan kepada segala binatang liar, tetapi baginya tidak didapati penolong yang
sepadan dengan dia” (ay. 20)
Sebagai bukti dari mandat Allah kepada manusia untuk merawat ciptaan-Nya, Allah menyerahkan burung-burung dan aneka binatang hutan untuk diberi nama oleh Adam. Tugas ini menandakan bahwa Adam punya wawasan yang berkaitan dengan pekerjaan Allah. Saat memberi nama kepada hewan yang dikumpulkan itu, Adam berusaha untuk mempertimbangkan sifat-sifat mereka, yang pada akhirnya membuatnya mengambil kesimpulan bahwa tak ada yang sepadan dengan dirinya.
Di antara sekian banyak hewan yang berinteraksi dan diberi nama oleh Adam, bahkan yang siap menjadi teman baginya, Adam tidak menemukan penolong yang cocok dengannya. Sekalipun Adam penuh simpati terhadap dunia hewan, namun persahabatan dan kekerabatan dalam arti yang sebenarnya tidak ditemukan oleh Adam pada hewan-hewan itu. Adam tidak menemukan sosok yang sejajar dengannya dalam hal perasaan, kecerdasan, dan daya nalar. Tak ada sosok yang setara dengannya untuk berbagi pemikiran, perasaan, juga usaha-usahanya.
Narasi ini menerangkan bahwa kerinduan akan hadirnya sosok yang setara dengan dirinya sudah tertanam dalam diri Adam. Pengamatannya terhadap binatang-binatang yang berpasangan dan datang kepadanya telah memperkuat kebutuhan yang ada dalam jiwa Adam akan hadirnya sosok yang dapat menyeimbangkan dan melengkapi hidupnya. Sama seperti Adam, dalam diri kita terdapat kebutuhan untuk berelasi dengan orang lain yang setara dengan kita. Dalam relasi dengan sesama itu, kerapuhan kita sebagai manusia dilengkapi. Kekerabatan dengan orang lain, membuat kita mendapatkan inspirasi-inspirasi baru guna membangun hidup yang lebih baik dan lebih indah. Dengan penuh rasa syukur, mari kita bangun relasi yang baik yang berlandaskan kasih Allah dengan suami atau isteri, dengan anak-anak atau orang tua, saudara bersaudara, dengan teman dan sahabat.
Sumber: [SBU – 29 Agustus 2024 | Malam]
Doa (Ya Allah Bapa, terima kasih untuk banyaknya orang yang bisa berbagi pemikiran dan perasaan dengan kami)