28 Juni 2024 – Pagi | 20240628

MINGGU V SESUDAH PENTAKOSTA


KESETIAAN SEBAGAI GAYA HIDUP

Lukas 16:10-12
Setia dalam perkara yang kecil Nasihat
16:10 “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. 16:11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? 16:12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?


Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar…” (ay.10)
Sudah menjadi hal yang lumrah manusia di masa kini bisa sangat “fanatik” pada suatu barang dengan merk tertentu (brand minded). Mulai dari sabun, baju, handphone bahkan mobil. Memang ada orang yang lebih memilih barang bukan karena merk tetapi manfaatnya, tetapi biasanya tetap didahulukan brand tertentu yang dianggap cocok. Meskipun ada barang lain dengan jenis sama yang lebih baik kualitasnya dan lebih murah. Fenomena seperti ini menjadi tren masa kini. Kesetiaan tidak lagi pada nilai-nilai hidup yang mendasar, tetapi kesetiaan lebih melekat kepada yang material dan menguntungkan diri sendiri.
Kesetiaan seperti ini yang digambarkan melalui perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur. Bendahara memilih setia pada uang atau harta yang dikelola bukan pada tanggung jawab mengelola harta dengan jujur. Kesetiaan kepada mamon (harta dan kekayaan) terkait dengan kejujuran mengelolanya sehingga membawa keuntungan. Kalau terhadap yang materi saja tidak jujur karena tidak setia mengelolanya, bagaimana dengan harta rohani yang dipercayakan Allah kepada manusia?
Tanggung jawab mengelola mamon adalah pembelajaran untuk setia dalam hal yang kecil. Bila manusia setia pada tanggung jawab mengelola harta atau kekayaan yang Allah berikan maka harta sesungguhnya yaitu Kerajaan Allah menjadi anugerah bagi
manusia.
Mulailah setia dan bertanggung jawab terhadap berkat yang Allah sudah berikan agar dengan pertolongan-Nya kita pun akan setia melakukan kehendak Allah. Latihan untuk setia dimulai dari hidup yang bertanggung jawab dalam pelayanan dan pekerjaan. Semua urusan duniawi dan harta hanya latihan untuk hidup setia. Amsal 27:24: “Sebab, harta benda tidak abadi dan mahkota tidak turun-temurun. Tetapi kesetiaan yang sesungguhnya adalah hidup beriman di dalam Kristus”.


Sumber: [SBU – 28 Juni 2024 | Pagi]

Doa: (Roh Kudus, tuntunlah kami untuk setia dan jujur mengelola setiap berkat Tuhan dan mampukan kami setia melakukan kehendak-Mu)