28 Juni 2024 – Malam | 20240628

MINGGU V SESUDAH PENTAKOSTA


KESETIAAN SEBAGAI LANGKAH AWAL HIDUP BARU

Lukas 16:13-15
16:13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” 16:14 Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. 16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.


“…. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (ay.13)
Mengawali sebuah tugas atau tanggung jawab biasanya dimulai
dengan sebuah komitmen atau janji. Sepasang kekasih yang akan menjalani hidup berumah tangga memulainya dengan mengucapkan janji setia sehidup semati. Seseorang yang dilantik menjadi pejabat, akan mengucapkan janji untuk setia menjalankan tugas sesuai konstitusi (undang-undang). Bahkan seseorang bisa mengucapkan janji kepada Tuhan melalui doa untuk setia menjalankan tanggung jawabnya. Kesetiaan adalah nilai dasar atau prinsip yang harus menjadi pegangan manusia untuk bekerja dan bertanggungjawab terhadap tugas yang diembannya. Masalahnya adalah apakah manusia bisa hidup dalam kesetiaan ketika di kehidupan sehari-hari batas nilai benar-salah, baik-buruk, tepat-tidak tepat semakin menjadi kabur?
Maka di sinilah, makna kesetiaan itu hanya mengabdi kepada Allah saja, bukan mamon. Kita menunjukkan kesetiaan kita hanya pada Allah. Mamon adalah perkara-perkara yang terbatas pada hal-hal duniawi, tetapi setia kepada Allah berarti secara utuh menyerahkan hidup pada Allah, mengandalkan kuasa-Nya dan taat melakukan kehendak-Nya.
Mamon terbatas pada tanggung jawab mengelola harta dan kekayaan dunia. Tetapi Allah adalah sumber hidup dan berkat, baik yang jasmani maupun rohani. Jika kita mengawali hari dengan bersungguh-sungguh mau setia dan berserah kepada Allah, maka sesukar apa pun jalan yang kita lalui tetap berujung pada sukacita. Seperti yang Yesus katakan: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Setialah pada Allah sumber hidup dan anugerah, maka segala tanggung jawab di dunia dapat kita kerjakan dengan baik dan menjadi berkat bagi sesama. Kesetiaan selalu melibatkan kejujuran, integritas, dan komitmen. Namun kesetiaan tidak hanya soal hubungan antarpersonal, tetapi juga kesetiaan pada panggilan hidup untuk melayani Tuhan.


Sumber: [SBU – 28 Juni 2024 | Malam]

Doa (Ya Tuhan, jadikan hidup kami setia dan taat untuk melayani-Mu)