28 Januari 2024 – Pagi | 20240128

HARI MINGGU IV SESUDAH EPIFANI


KASIH ALLAH YANG MEMBEBASKAN

Keluaran 14:1-4
Firaun bertindak untuk penghabisan kali
14:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa, demikian:
14:2 “Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut.
14:3 Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka.
14:4 Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN.” Lalu mereka berbuat demikian.


“… Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah Tuhan” (ay. 4)
Seorang anak kelas 3 SMA terlalu berat menerima kenyataan ayahnya meninggal dunia. Menurutnya Tuhan tidak memahami kesulitan yang bakal ia alami, tetapi setelah menyelesaikan studi Strata-1 (S1) dan bekerja, ia pun bersyukur dan mengakui bahwa Tuhan lebih tahu yang terbaik baginya.
Kesulitan memahami rencana Tuhan dibalik peristiwa yang kita hadapi dialami oleh Firaun dan orang Israel. Firaun tidak memahami mengapa Israel harus berkemah di Pi-Hahirot, baginya Israel tersesat dan bingung. Israel kembali lagi, bukannya menjauh dari kejaran Firaun. Ketika pasukan Firaun mendekat, Israel pun menuduh Musa membawa mereka untuk mati di padang gurun (ay.11).
Baik Firaun maupun orang Israel memahami peristiwa itu hanya dari kesombongan dan ketakutan, sehingga mereka tidak mengerti apa rencana Tuhan. Melalui kisah ini, Tuhan hendak memperlihatkan kemuliaan-Nya dengan cara menenggelamkan kesombongan mereka di laut merah (ay.4).
Allah itu penuh kasih dan bertindak karena kasih-Nya besar atas umat-Nya. Namun kasih itu tidak mudah dipahami apalagi dengan adanya kesombongan atau kepentingan manusia dan berpikir negatif kepada pemimpinnya sendiri.
Melalui kisah ini, kita dituntun untuk memahami kasih Allah yang besar, melebihi kesombongan manusia. Kasih Allah itu membe- baskan manusia dari kesombongan dan kejahatan orang lain. Namun kita melihat adanya fenomena orang yang sombong justru dihargai atau dibiarkan ada di dalam komunitas tertentu, bahkan dalam persekutuan gereja Tuhan. Ketidaktahuan Firaun atas rencana Tuhan dan kesombongannya membawanya kepada kehancuran. Karena itu kita wajib menghindari cara hidup seperti Firaun ini. Marilah kita mengisi kehidupan dengan bertanya pada rencana Tuhan dan pada akhirnya mampu memahami bahwa rencana Tuhan selalu baik seperti kisah pemuda tadi.


Sumber: [SBU – 28 Januari 2024 | Pagi]

Doa: (Ya Tuhan, berikan kami hati yang lembut dan penuh kasih, sehingga kami jauh dari kesombongan)