27 Februari 2024 – Pagi | 20240227

MINGGU V PRAPASKAH


KAMU, SAUDARAKU

Roma 14:7-12
14:7 Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. 14:8 Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. 14:9 Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. 14:10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. 14:11 Karena ada tertulis: “Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.” 14:12 Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.


“Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu?……..” (ay.10)
Lagu Ibadah Hari Minggu Pelayanan Anak yang sering terdengar di ruang bina pelayanan kategorial Pelayanan Anak: “Hari ini ku rasa bahagia berkumpul bersama saudara seiman. Tuhan Yesus t’lah satukan kita tanpa memandang di antara kita. Bergandengan tangan dalam kasih dalam satu hati berjalan dalam terang kasih Tuhan. Kau saudaraku, kau saudariku tiada yang dapat memisahkan kita”
Paulus menegur golongan “lemah” yang cenderung menghakimi saudaranya yang “kuat”. Ia juga menegur golongan yang “kuat” yang cenderung menghina saudaranya yang “lemah”. Seharusnya sikap yang demikian tidak terjadi dalam hidup persekutuan. Paulus menegaskan kembali bahwa anggota kedua golongan itu, meskipun berselisih paham, mereka adalah sesama orang percaya. Kasih persaudaraan dapat mengatasi perbedaan pendapat di dalam jemaat. Paulus mengingatkan supaya keduanya bersedia saling menerima. Dalam kesadaran inilah maka tidak ada kehidupan persekutuan yang saling menghakimi. Ukuran yang dipakai untuk melihat sesama anggota adalah kasih terhadap saudara.
Di era digital, nilai persaudaraan mulai terkikis dan digeser oleh nilai individualisme atau egoisme, serta menomor satukan nilai material dibanding nilai moral. Membangun kasih persaudaraan dalam kehidupan bergereja itu sangat penting. Menjadi saudara bukan karena hubungan darah melainkan karena kasih Kristus merupakan karunia Allah yang berlaku atas kehidupan kita. Perilaku kehidupan persaudaran dalam kasih Kristus adalah perilaku yang dapat saling menerima kekurangan dan kelebihan dalam hidup persekutuan. Seorang saudara tidak memiliki jiwa untuk menghakimi saudaranya. Kalaupun berselisih paham, keduanya saling berusaha menemukan solusi atas persoalan yang dihadapi. Mari mulai dari diri sendiri membangun persaudaraan dalam hidup bergereja dan katakan kepada sesama anggota: Kamu, saudaraku!


Sumber: [SBU – 27 Februari 2024 | Pagi]

Doa: (Mampukan kami Tuhan untuk hadir sebagai saudara bagi sesama kami)