MINGGU V PRAPASKAH
GUNAKAN JARI DENGAN BIJAK
Roma 14:13-18
Jangan memberi batu sandungan
14:13 Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung! 14:14 Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis. 14:15 Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia. 14:16 Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah. 14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. 14:18 Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.
Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung” (ay 13)
Di era digital, manusia jari (homo digitalis) dapat berubah menjelma menjadi manusia brutal (homo brutalis). Whatsapps group dijadikan sebagai media untuk menunjang pelayanan agar lebih efisien dan efektif dalam komunikasi. Namun yang terjadi, terkadang Whatsapp group sering dipakai sebagai alat untuk menjatuhkan, menghakimi dan mencari-cari kesalahan sesama warga jemaat atau pelayan.
Paulus memberikan teguran kepada golongan kuat dan golongan lemah berkaitan dengan soal saling menghakimi. Paulus menyapa golongan kuat; mereka yang berani makan daging, minum anggur dan mengabaikan hari-hari pantangan yang tradisional. Mereka diperingatkan agar sikap mereka terhadap golongan lemah jangan membuat mereka jatuh atau tersandung. Jangan meletakkan batu sandungan bagi saudaramu, atau memasang jerat baginya. Artinya, jangan sampai sikap mereka menyebabkan iman sesama orang percaya menjadi goyah atau malah rusak, sehingga ia jatuh. Walau mereka telah memiliki kebebasan di dalam Kristus, diharapkan mereka tidak disalahgunakan dengan menghina dan menyinggung perasaan golongan kaum lemah. Mereka, baik golongan kuat dan lemah telah memiliki Injil yang menyelamatkan, lalu kalau mereka bertengkar perihal soal najis tidaknya makanan tertentu dan jemaat menjadi resah, maka Injil itu sendiri akan difitnah orang. Kebebasan maupun Injil Kristus merupakan hal yang berharga yang tidak boleh dijadikan sebagai pokok pertikaian. Sebab jika orang Kristen bertengkar dan orang luar melihat dan mendengar, maka Injil keselamatan terhambat pemberitaannya.
Setiap orang memiliki kehendak bebas dalam mengambil keputusan. Sekarang ini kita dimotivasi untuk menggunakan jari dengan bijak dan bajik agar dapat memilih dan memilah sikap dan perilaku yang mendatangkan damai sejahtera di tengah deras arus ujaran kebencian, penghakiman maupun provokasi.
Sumber: [SBU – 27 Februari 2024 | Malam]
Doa (Tuhan berilah kami hikmat, agar bijak menggunakan jari kami dalam relasi dengan sesama)