27 April 2024 – Pagi | 20240427

MINGGU IV SESUDAH PASKAH


“EMPATI”

Filipi 4:10-12
Terima kasih atas pemberian jemaat
4:10 Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. 4:11 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. 4:12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.


“Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu”. (ay.10)
Saudaraku, sambutlah hari ini, yakinlah bahwa kita diberkati Tuhan. Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan dan masalah orang lain, berpikir pada sudut pandang mereka, serta menghargai perbedaan perasaan tentang berbagai hal. Empati akan mendorong tindakan kita secara verbal dan non-verbal untuk menolong sesama sebagai bentuk sikap peduli sesama. Empati inilah yang ditunjukan oleh jemaat di Filipi bagi rasul Paulus.
Rasul Paulus mengungkapkan tentang empati/kepedulian mereka, walau tidak banyak kesempatan yang mereka peroleh. Sukacita dirasakan oleh rasul Paulus atas empati yang berujung pada tindakan mengirimkan Epafroditus serta menopang secara materi pelayanannya. Paulus katakan bahwa terbatasnya kesempatan mereka untuk menunjukan hal itu, bukan karena Paulus merasa kekurangan, sebab ia telah merasakan dan melewati situasi yang berkelimpahan atau berkekurangan itu dengan kuasa pertolongan Tuhan. Paulus tahu bagaimana rasanya lapar dan kenyang. Ia secara jujur menyatakan bahwa ada empati jemaat walau kesempatan untuk mereka terbatas.
Saudaraku, di pagi ini kita diingatkan untuk berempati/peduli/bela-rasa dengan sesama. Ingatlah untuk memiliki kesadaran sosial guna menolong sesama dalam kesulitan hidup mereka. Memberikan waktu mendengarkan keluhan, mendoakan, berbagi dan menolong sesama yang menderita secara fisik, materi, psikis. Henry J.M. Nouwen menyatakan dalam buku Yang Terluka Yang Menyembuhkan bahwa pendampingan dalam semangat keramahan, empati/belarasa/ kepedulian serta berani berbagi keprihatinan dapat memberikan pembebasan dan penyembuhan bagi sesama (masyarakat). Yesus telah mengajarkan empati yang tinggi dalam seluruh pelayanan-Nya. Mari kita teladani untuk menunjukan empati kita kepada para pelayan Tuhan dan kepada sesama yang berkekurangan serta alam di mana kita berada. Selamat menjalani hari ini dengan empati bagi kemuliaan nama Tuhan.


Sumber: [SBU – 27 April 2024 | Pagi]

Doa: (Tuhan mampukan untuk saling mempedulikan dan berempati dalam mendukung pelayanan dari kota sampai ke desa, sehingga berita Injil terus dapat disebarluaskan, damai di bumi)