HARI MINGGU V PRAPASKAH
HIDUP BERSAMA DENGAN RUKUN
Mazmur 133:1-3
Persaudaraan yang rukun
133:1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! 133:2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. 133:3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
“Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.” (ay.1)
Hidup rukun, damai yang indah, Pemazmur mengungkapkan itu dengan metafora minyak urapan yang mengalir dari kepala hingga ke jubah. Juga digambarkan bagai embun dari Hermon yang mengalir ke gunung-gunung Sion (ay. 1-3).
Pada masa itu bagi orang Israel minyak urapan atau shemen hamishchah bersifat eksklusif. Hanya untuk imam dan raja. Tujuannya adalah untuk pengudusan bagi yang diurapi. Sementara itu, gunung Hermon adalah Gunung Tuhan. Air yang mengalir dari gunung Hermon merupakan sumber utama sungai Yordan. Kesuburan, kemuliaan dan kesucian, seperti itulah gunung Hermon bagi Israel.
Kedua metafora ini memberi pandangan kepada kita tentang dua hal. Pertama, rukun dan damai adalah pekerjaan Allah dalam diri kita. Kedua hal itu erat hubungannya dengan hidup kudus. Tidak ada hidup kudus tanpa kerukunan dan kedamaian, demikian juga sebaliknya. Hidup seperti itu adalah kehidupan yang diurapi oleh Allah, hidup yang istimewa. Hanya dimiliki orang-orang yang senantiasa memilih hidup menurut jalan keilahian.
Kedua, seperti air dari gunung suci menyuburkan diri kita dan sesama, begitulah dampak dari hidup rukun dan damai. Buah pikiran, emosi, dan perbuatan yang mengalir dari kehidupan yang terus-menerus menetap ‘di gunung Tuhan’ menjadikan kita pribadi yang mulia dan subur. Sehingga hidup ini mengalirkan kebaikan, kedamaian dan keselarasan.
Saudara-saudara, hidup yang diberkati dan menjadi berkat di satu sisi adalah tanggung jawab. Di sisi lain merupakan konsekuensi atau efek dari pekerjaan Allah kala kita merealisasikan komitmen kita kepada-Nya. Jika kita mendambakan kualitas pribadi dan jemaat yang istimewa dalam arti harmonis, mulia, dan subur, tiada jalan lain selain melakukan tanggung jawab iman dan komitmen kita kepada Allah.
Sumber: [SBU – 25 Februari 2024 | Pagi]
Doa: (Bapa di surga mampukan kami hidup rukun sebagai Gereja supaya kami menjadi saluran berkat-Mu bagi dunia)