24 Agustus 2024 – Malam | 20240824

MINGGU XIII SESUDAH PENTAKOSTA


JAMUAN KUDUS TUHAN

1 Korintus 10:14-17
10:14 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! 10:15 Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan! 10:16 Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? 10:17 Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.


“Karena roti itu satu, kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, sebab kita semua mendapat bagian dalam satu roti itu.” (ay.17 TB 2)

Saat kita akan menyantap makanan, kita perlu mencuci tangan agar makanan yang kita makan tidak tercemar dengan virus atau bakteri yang dapat merugikan tubuh kita. Makanan yang tidak tercemar tersebut akan menyehatkan tubuh kita.

Paulus membandingkan perjamuan kudus dengan perjamuan yang dilakukan orang berhala. Perjamuan penyembah berhala dapat mencemarkan keimanan jemaat, namun perjamuan kudus menyatukan kita dengan tubuh Kristus dan Roh Kudus. Saat makan roti, yang adalah lambang tubuh Kristus, dan saat minum anggur, yang adalah lambang darah Kristus, dilakukan hendak menyatakan bahwa hidup jemaat selalu bersatu dengan Kristus. Kehidupan seperti Kristus akan jemaat alami yaitu kehidupan yang disertai Tuhan, kematian bukan akhir kehidupan karena akan ada kebangkitan bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Perjamuan Kudus yang dilakukan bukan hanya menyatukan jemaat dengan Tuhan tetapi juga menyatukan kehidupan antar jemaat sebagai satu tubuh Kristus. Oleh karena itu, mereka yang mengikuti perjamuan kudus harus bersih. Bersih dari unsur penyembahan berhala dan bersih untuk tidak sombong rohani terhadap saudara seimannya.

Saat ini kita juga selalu diundang untuk hadir dalam perjamuan kudus. Perjamuan kudus bukan sakadar rutinitas yang wajib dilakukan. Perjamuan kudus yang dilakukan warga GPIB sebanyak empat kali dalam satu tahun program, hendak mengajar kita untuk mengingatkan pengorbanan Tuhan Yesus Kristus. Saat kita merasakan roti dan anggur, maka kita merasakan juga cinta kasih Tuhan dalam hidup kita. Kita merasakan bahwa Tuhan selalu bersatu dalam kehidupan kita. Kita juga merasakan indahnya persekutuan yang saling mengasihi saat duduk bersama dalam meja perjamuan. Kelak kita pun akan merasakan jamuan kudus Tuhan dalam kehidupan surgawi.


Sumber: [SBU – 24 Agustus 2024 | Malam]

Doa: (Terima kasih Tuhan atas pengorbanan-Mu yang membawa kami selalu menikmati cinta kasih-Mu kini dan nanti)