BERSUKACITALAH DI DALAM TUHAN!
BERSUKACITALAH DI DALAM TUHAN!
Filipi 4:2-7
Nasihat-nasihat terakhir
4:2 Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. 4:3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan. 4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! 4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! 4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. 4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (ay.4)
Apa hal-hal yang membuat kita bersukacita di dalam hidup ini? Terwujudnya keinginan, harapan, atau doa? Jika semua itu tidak terwujud, perasaan apa yang sekiranya memenuhi hati dan pikiran kita? Apakah kita masih akan bersukacita? Sadar atau tidak, kita seringkali meletakkan sukacita kita pada sesuatu yang ada di luar kendali atau kontrol kita, pada apa yang kita terima dan inginkan.
Kitab Filipi ini dipenuhi dengan nuansa sukacita. Padahal tidak semua hal baik terjadi di sana. Paulus menulisnya dari dalam penjara, ada pengajar-pengajar sesat, dan ada perselisihan antar pelayan di Jemaat. Dalam situasi penuh pergumulan itu, nasihatnya dengan tegas berkata: bersukacitalah! Yang bahkan sampai diulang dua kali (ayat 4). Apakah bisa bersukacita ketika menghadapi masalah? Jawabannya terletak pada di mana kita mau meletakkan sukacita kita.
Bersukacita ini adalah sebuah kata kerja aktif yang menunjukkan bahwa kesukacitaan kita justru terletak pada apa yang kita lakukan di dalam dan bersama Tuhan. Hal itu antara lain dilakukan dengan cara: 1) Melakukan kebaikan kepada setiap orang. Ini merupakan bagian dari karya pekabaran Injil yang kita lakukan. Dan sekaligus menjadi tanggung jawab dari orang-orang yang namanya tercatat dalam kitab kehidupan; dan 2) Hidup dengan tidak khawatir dan percaya sepenuhnya dengan Tuhan, serta sepenuh hati mensyukuri hidup. Karena hidup ini tidak sempurna seperti kemauan dan keinginan kita, maka mempercayakan sepenuhnya kepada Tuhan yang bekerja adalah bagian dari sukacita iman.
Buah dari ini semua adalah damai sejahtera dari Allah akan memenuhi hati dan pikiran kita. Tidakkah damai sejahtera di dalam dan bersama Kristus itu yang menjadi ujung pencarian kita, baik di bumi maupun di sorga? Maka, bersukacitalah di dalam Tuhan!
Sumber: [SBU – 21 April 2024 | Pagi]
Doa: (Ya Tuhan, kami mau belajar senantiasa bersukacita dan bersyukur selalu karena kami tahu Engkau beserta kami)