20 Juni 2024 – Malam | 20240620

MINGGU IV SESUDAH PENTAKOSTA


“MARI MEMBERI DENGAN SUKACITA”

2 Korintus 9:6-9
Memberi dengan sukacita membawa berkat
9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. 9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. 9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. 9:9 Seperti ada tertulis: “Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.”


..Orang yang menabur sedikit, akan menual sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. (ay 6)
“Seorang petani yang menabur benih akan kehilangan benih saat benih itu jatuh dari tangannya. Namun, benih itu tidak hilang begitu saja karena ada harapan bahwa benih itu akan memberikan hasil berlipat ganda di kemudian hari. Jika si petani ingin terus menggenggam benih itu maka ia hanya akan memanen sedikit hasil. Sementara petani yang melepaskan banyak benih akan menghasilkan panen lebih banyak pula.
Paulus menggunakan hukum tabur-tuai yang memotivasi jemaat Korintus untuk memberi dengan rela hati, tidak dengan sedih, dan tanpa paksaan (ay.7). Hal ini perlu Paulus katakan sebab salah satu hambatan memberi berpusat pada hati. Karena itu, Paulus membuka hati mereka dengan memberikan pemahaman tentang memberi berkaitan dengan anugerah dan kasih Allah yang ajaib: (1) Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. (2) Perbuatan baik pemberi, tidak akan berkekurangan, tetapi akan senantiasa berkecupan, malah berkelebihan dalam kebajikan. (3) Yang berbagi kepada orang miskin meneladani kasih Allah yang kebenaran-Nya selamanya. Hal-hal inilah yang Paulus ungkapkan memotivasi jemaat Korintus agar segera merealisasikan bantuan mereka.
Pemberian terbaik dalam pelayanan dan pembangunan jemaat adalah pemberian yang didasari sukacita, tanpa paksaan. Yang Tuhan minta dari pemberian kita berdasar pada hati yang tulus, bukan besar atau kecilnya persembahan kita. Jangan pernah berhitung dengan Tuhan, apalagi menahan berkat yang seharusnya kita salurkan pada yang membutuhkannya atau yang berhak menerimanya. Ketika kita memberi dengan kasih maka kita akan memperoleh dengan limpah berkat dari Allah. Kiranya Allah memperkaya kita dengan kerinduan kita menjadi berkat


Sumber: [SBU – 20 Juni 2024 | Malam]

Doa: (Ya Allah, ajarlah kami tidak hanya berbicara, tetapi mewujudkannya sesuai teladan kasih-Mu yang telah Engkau berikan bagi kami)