MINGGU III SESUDAH PASKAH
TUHAN TIDAK MELENYAPKAN ISRAEL KARENA NAMA-NYA
Yesaya 48:9-11
48:9 Oleh karena nama-Ku Aku menahan amarah-Ku dan oleh karena kemasyhuran-Ku Aku mengasihani engkau, sehingga Aku tidak melenyapkan engkau. 48:10 Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan. 48:11 Aku akan melakukannya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku sendiri, sebab masakan nama-Ku akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain!”
“Oleh karena nama-Ku Aku menahan amarah-Ku, oleh karena kemasyhuran-Ku Aku menahan diri terhadap engkau sehingga Aku tidak melenyapkan engkau” (ay.9)
Ketika seseorang mencintai sesuatu apa pun itu, tentu ia akan melakukan sesuatu agar apa yang dicintainya tidak hilang begitu saja. la akan menjaganya dan menempatkannya pada tempat yang dianggapnya terasa nyaman, dan tidak akan ada yang mengetahuinya; hanya dirinya sendiri. Begitu juga ketika seseorang mencintai orang lain dan sangat dicintainya, dia akan melakukan apa saja demi nama cinta, dengan harapan orang yang dicintainya itu merasakan kenyamanan. Bahkan ia rela berkorban demi yang dicintainya.
Kasih TUHAN kepada umat Israel begitu besar, bahkan tidak ada yang dapat menyamainya. Hal ini terlihat cara TUHAN menunjukkan kasih-Nya kepada umat Israel dengan berulang kali memberikan nasihat dan peringatan agar umat Israel mengetahuinya. TUHAN dapat melakukan apa saja demi umat pilihan-Nya. Misalnya ketika TUHAN memakai Koresy, Raja Persia (yang sama sekali tidak percaya kepada TUHAN) dipakai TUHAN untuk menyelamatkan umat-Nya.
Yesaya dalam pewartaannya mengatakan sekalipun Israel itu keras kepala, tegar tengkuk; tetapi TUHAN sangat mengasihi-Nya. Karena itu demi nama-Nya, TUHAN tidak akan melenyapkan umat Israel. Hal itu dilakukan karena perjanjian TUHAN dengan nenek moyang bangsa Israel. Itulah yang ditunjukkan TUHAN melalui pewartaan nabi Yesaya; “Oleh karena nama-Ku, Aku menahan amarah-Ku…. Sehingga Aku tidak akan melenyapkan engkau…” (ay. 9)
Peristiwa kebangkitan Yesus adalah bukti bahwa karena kasih-Nya kepada umat manusia Yesus mau mengorbankan diri-Nya. Yesus memberi diri-Nya untuk disalib (hukuman yang paling hina), dan demi nama-Nya yang kudus, la rela menguduskan umat manusia melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Yesus bangkit, maka hidup kita tidak berakhir dengan kematian tetapi kehidupan yang kekal.
Sumber: [SBU – 20 April 2024 | Malam]
Doa: (Ya Tuhan, kami bersyukur untuk segala karya kebangkitan-Mu. Semua itu adalah bentuk kasih-Mu kepada kami manusia. Engkau melakukan itu semua demi nama-Mu yang kudus)