18 Juni 2024 – Pagi | 20240618

MINGGU IV SESUDAH PENTAKOSTA


“MENGUJI KEIKHLASAN KASIH KITA”

2 Korintus 8:8-9
8:8 Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu. 8:9 Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.


…aku mau menguji keihklasan kasih kamu. (ay.8)
“Kalau Anda memutuskan melakukan sesuatu, jangan sebut itu sebagai pengorbanan karena tidak ada orang yang memaksa Anda melakukannya” (Aung San Suu Kyi, pejuang demokrasi Myanmar). Pernyataan ini menyiratkan bahwa penilaian terhadap kerja kita bukan dari kita, itu hanya sebagai sebuah pengabdian yang dilakukan secara tulus demi kemanusiaan. Di sini membutuhkan tindakan memberi bukan karena kewajiban semata, tetapi memberi dengan ikhlas penuh kasih, dan bukan untuk mendapatkan.
Pemikiran seperti inilah yang dimaksudkan Paulus saat memotivasi jemaat di Korintus untuk membantu dengan tulus, yakni hanya memberi, bukan mendapatkan. Ada banyak hambatan seseorang dalam memberi dengan tulus. Oleh sebab itu, Paulus menguji keikhlasan kasih jemaat dalam hal membantu. Menguji apakah bantuan yang diberikan dalam kesungguhan dan ketulusan. Beberapa versi Alkitab, “…tapi saya menguji keaslian kasih kamu terhadap kesungguhan orang lain” (NKJV), dengan menunjukkan betapa giatnya orang lain menolong sesamanya, saya pun ingin tahu sampai di mana kasihmu” (BIS). Keaslian kasih terhadap orang lain. dibutuhkan, bahkan sejauh mana pelayanan kasih itu diperagakan dalam menolong sesama. Kebaikan orang Makedonia patut ditiru, terlebih teladan Yesus. Yesus bukan saja menjadi Manusia, la juga mau menjadi miskin karena kita. Dari kelahiran sampai kematian-Nya, la hidup dalam kemiskinan-Nya. Ini dilakukan-Nya untuk kita yang oleh kemiskinan-Nya (kematian-Nya) kita memperoleh hidup.
Tidaklah mudah memberi bantuan, apalagi jumlahnya besar, bernilai. Berat rasanya untuk memberi karena kita akan merasa kehilangan. Di sini Paulus memotivasi kita memberi bantuan: harus dengan ikhlas, tulus. Hal ini mengatasi keberatan-keberatan hati dalam memberi karena di mana hartamu berada di situ juga hatimu (Mat.6:21). Pertimbangan dalam memberi bahwa Kristus telah berkurban bagi kita.


Sumber: [SBU – 18 Juni 2024 | Pagi]

Doa: (Ya Roh Kudus, tidak ada pertimbangan kami lebih berharga selain melihat pengurbanan Yesus yang telah menghidupkan kami)