HARI MINGGU VI PRAPASKAH – HUT KE 59 PELKAT PKP GPIB (18 Februari)
SETIAP PILIHAN MEMILIKI RISIKO
Kejadian 13:9-13
13:9 Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.” 13:10 Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. –Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. — 13:11 Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. 13:12 Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom. 13:13 Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.
Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah Timur dan mereka berpisah” (ay.11)
Pesta demokrasi telah usai. Sebagai rakyat pemilih, kita telah memilih pasangan Presiden dan Wakil Presiden serta para anggota legislatif. Ada yang memilih karena ikut teman, karena suka, karena sama pandangan politisnya, karena memiliki kepentingan dalam usaha, karena dibayar dan terpenting karena ingin Indonesia menjadi bangsa dan negara maju. Semua pilihan memiliki risiko dan konsekuensi, sehingga kita pun harus siap menghadapinya di masa depan.
Sikap Abram yang mengutamakan perdamaian dalam hubungan keluarga dengan Lot, membuatnya mengalah. Ia meminta Lot memilih pertama tanah untuk tempat tinggalnya. Abram seolah tahu watak ponakannya, bahwa ia pasti akan memilih tanah yang baik dan subur. Benar saja, Lot memilih daerah lembah Yordan yang dilihatnya banyak air dan subur hingga tampak seperti taman Tuhan, seperti tanah Mesir. Lot berpisah dengan pamannya secara damai. Ia berangkat menuju tanah pilihannya di sebelah Timur, daerah perkotaan. Abram tetap tinggal di tanah Kanaan yang telah dikhususkan Tuhan kepadanya dan keturunannya.
Tinggal bersama sebagai keluarga adalah baik dan indah, semua anggota keluarga ayah, ibu, anak-anak, adik, kakak, paman, bibi, kakek, nenek hidup rukun dan damai (bd Maz. 133). Tetapi jika tinggal bersama berpotensi menimbulkan keributan maka adalah baik dan bijak untuk saling mengalah dan mengutamakan perdamaian. Apalagi dalam satu rumah dihuni beberapa keluarga.
Mengawali Minggu VI Prapaskah, bertepatan HUT ke-59 tahun PKP, mari sebagai isteri, kita sudah memilih suami untuk bersama sehidup semati apa pun risiko dan konsekuensinya. Tugas ayah dan ibu adalah mengarahkan anak-anak agar menentukan pilihan dalam hidup tidak ikut keinginan hati dan pandangan mata (bd Pengkh. 11:3), tetapi minta hikmat Tuhan.
Sumber: [SBU – 18 Februari 2024 | Malam]
Doa: (Ya Tuhan, beri kami hikmat agar memilih sesuai kehendak-Mu)