“…jauhkanlah kakimu dari kejahatan.” (ay. 27)
Ada banyak jalan tol susun di Indonesia yang bisa menyesatkan jika penggunanya tidak cermat membaca rambu dan tanda. Di beberapa kota, kerumitan serupa ditemukan di jalanan dengan banyak jalur. Jika salah pilih jalur, bisa nyasar entah ke mana. Di dunia digital saat ini, media sosial bagaikan labirin dengan berbagai jalan dan persimpangan. Jika tidak hati-hati memilih informasi, kita bisa disesatkan oleh hoaks atau propaganda yang menyesatkan. Berkelana di ruang digital tanpa kebijaksanaan bisa memengaruhi pandangan dan keputusan kita dalam kehidupan nyata.
Renungan malam ini mengambil sekelumit dari ajaran hikmat yang ditawarkan Raja Salomo. la kerap menyapa pendengar atau pembaca Amsal ini sebagai anak-anakku. Sapaan ini memperlihatkan dirinya sebagai penasihat, pengajar, atau orang tua yang menghendaki generasi muda untuk berpikir dan memilih jalan hidupnya dengan bijaksana. Mata yang memandang ke depan berarti fokus pada tujuan (ay. 25), sementara meratakan jalan melambangkan kewaspadaan (ay. 26). Setiap langkah harus aman, menjaga kita dari tergelincir atau jatuh. Ada kalanya, di persimpangan hidup, kita dihadapkan pada pilihan yang menggoda, namun diingatkan “jangan berbelok” dan “jauhkanlah kakimu dari kejahatan”. Ini nasihat baik agar kita menghindari pilihan yang salah atau jalan yang menjauh dari kehendak Tuhan (ay. 27).
Jemaat Tuhan, setiap hari kita dihadapkan pada pilihan dengan konsekuensi beragam di dalam pekerjaan, bisnis, sekolah, dan kehidupan bermasyarakat. Meraih kesejahteraan adalah tujuan mulia. Namun, jika mengorbankan nilai-nilai kebenaran, kasih dan keadilan, kita telah menyimpang dari jalan Tuhan. Mari kita tetap waspada dan setia, memohon bimbingan Roh Kudus dalam setiap langkah kita. Selamat berkelana dengan bijaksana!

Sumber: [SBU – 15 Juni 2024 | Malam]

Doa: (Tuhan, pimpinlah kami yang mudah tersesat pada jalan-jalan lebar yang tersedia di depan)