MINGGU II SESUDAH EPIFANI
APAKAH AKU TERMASUK YANG MEMERLUKAN-NYA?
9:9 Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.
9:10 Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.
9:11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”
9:12 Yesus mendengarnya dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.
9:13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
“Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (ay.12)
“Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (ay.12). Pendapat ini Yesus tujukan kepada orang Farisi yang mengoreksi-Nya karena duduk dengan pemungut cukai dan orang berdosa. Yesus mengatakannya karena seorang tabib atau dokter biasanya lebih diperlukan oleh orang sakit daripada orang sehat. Yesus hadir dan berkarya di tengah dunia bukan karena dunia sedang sehat, aman dan baik-baik saja. la datang justru karena dunia memerlukan penolong dan penyelamat untuk memulihkannya. Keberadaan-Nya di antara pemungut cukai dan orang berdosa adalah tepat atau sesuai dengan tujuan karena la datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.
Perkataan Yesus ini menyatakan bahwa yang Yesus cari adalah mereka yang sedang tidak sehat, mudah melakukan kesalahan atau orang berdosa. Apakah ada di antara kita yang berpikir dan mau berkata, “Kalau begitu bukan saya yang dicari Yesus?” Jika cara berpikir itu terbangun dalam diri kita, maka kita menjadi kelompok Farisi baru. Bukankah sesungguhnya tidak ada manusia yang sehat seutuhnya, suci sepenuhnya? Mungkin secara fisik sehat, namun bagaimana dengan hati dan motivasi karya hidup kita? Adakah Yesus menemukan hal-hal yang utuh dalam hidup kita, ataukah Dia justru menemukan ketidakutuhan antara kemurnian hati dan perbuatan yang nampaknya baik. Bisa saja, semua orang melihat hal baik dalam diri kita, namun Yesus yang mengetahui kedalaman hati berkata, “kamu sedang melakukan yang tidak baik.” Jika kondisi ini yang sedang terjadi, maka sesungguhnya kita termasuk orang yang tidak sehat dan karenanya memerlukan kehadiran Yesus. Kita butuh sentuhan dari Nya. Sentuhan itulah yang akan memulihkan kita agar perbuatan menjadi cerminan hati yang baik.
Sumber: [SBU – 15 Januari 2024 | Pagi]
Doa (Tuhan, aku memerlukan-Mu untuk membangun hidup yang berintegritas, baik di hati baik di tindakan)