15 Januari 2024 – Malam | 20240115

MINGGU II SESUDAH EPIFANI


BERPUASALAH UNTUK LEBIH DEKAT KEPADA-NYA!

9:14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”
9:15 Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
9:16 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.
9:17 Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.”


Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak? (ay.14b)
Murid-murid Yohanes bertanya kepada Yesus tentang hal berpuasa. Dalam tradisi Yahudi, biasanya puasa dilakukan ketika seseorang berkabung atau memasuki masa pertobatan. Puasa dilakukan dengan tujuan mendekat kepada Tuhan dan mengalami kehadiran-Nya. Hanya jika Tuhan hadir, maka rasa kedekatan dengan Tuhan itu akan terbangun.
Pada waktu itu, Yesus tidak sedang terpisah jauh dari murid-murid-Nya. la sedang berjalan, bercakap-cakap dan hadir berkarya bersama mereka. Kedekatan yang sedang terbangun antara Yesus dan para murid dapat diumpamakan seperti pesta perkawinan. Mempelai laki-laki dan mempelai perempuan sedang begitu dekat, karenanya pesta perkawinan bukanlah waktu untuk berpuasa, melainkan waktu untuk bersukacita. Nanti jika mempelai diambil, ketika ada jarak antara mempelai laki-laki dan mempelai perempuan barulah mereka akan berpuasa. Lewat perumpamaan ini Yesus mau mengatakan bahwa la sedang hadir di antara para murid dan karenanya mereka bersukacita serta tidak berpuasa.
Lewat penjelasan-Nya, Yesus menekankan hal terpenting dalam ritual puasa yaitu supaya lebih dekat dengan Tuhan, merasakan dan memaknai arti kehadiran-Nya. Apakah saudara suka melakukan puasa? Apa tujuannya? Apakah supaya harapan-harapan, rencana-rencana terpenuhi, persoalan-persoalan terselesaikan? Atau, karena merindukan kehadiran-Nya? Dengan merasa Dia begitu dekat, maka kita tetap bersukacita di tengah persoalan, tetap bersemangat dalam pengharapan dan tidak berputus asa dengan rencana-rencana kehidupan. Jadi, puasa bukan sebagai ritual semata, melainkan sebagai jalan untuk menghayati pentingnya kehadiran Tuhan dalam kehidupan ini. Kehadiran-Nya menolong kita mengerti pola laku hidup lama yang harus dikoreksi untuk menjadi baru, karena anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Yang baru karena kedekatan dengan Yesus harus disambut dengan hati dan hidup yang baru.


Sumber: [SBU – 15 Januari 2024 | Malam]

Doa (Bapa surgawi, buatlah kami dekat kepada-Mu agar kami mengalami pembaharuan oleh-Mu)