13 Januari 2024 – Malam | 20240113

MINGGU I SESUDAH EPIFANI


KEMURNIAN HIDUP UMAT-NYA

Keluaran 7:8-13
7:8 Dan TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: 7:9 “Apabila Firaun berkata kepada kamu: Tunjukkanlah suatu mujizat, maka haruslah kaukatakan kepada Harun: Ambillah tongkatmu dan lemparkanlah itu di depan Firaun. Maka tongkat itu akan menjadi ular.” 7:10 Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti yang diperintahkan TUHAN; Harun melemparkan tongkatnya di depan Firaun dan para pegawainya, maka tongkat itu menjadi ular. 7:11 Kemudian Firaunpun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan merekapun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang demikian juga dengan ilmu mantera mereka. 7:12 Masing-masing mereka melemparkan tongkatnya, dan tongkat-tongkat itu menjadi ular; tetapi tongkat Harun menelan tongkat-tongkat mereka. 7:13 Tetapi hati Firaun berkeras, sehingga tidak mau mendengarkan mereka keduanya–seperti yang telah difirmankan TUHAN.


Dalam dunia perhiasan kita mengenal dengan nama emas imitasi, yang sekilas mirip emas asli, bahkan tampilannya bisa lebih memikat mata dari yang asli. Jika kita diberikan pilihan mau beli emas yang asli atau yang imitasi, tentu kita pilih yang asli. Pastinya yang palsu tidak akan pernah bisa mengalahkan yang asli, yang murni, dan yang berkualitas.
Musa dan Harun diberi kuasa untuk melemparkan tongkatnya dan berubah menjadi ular dengan harapan bahwa mereka benar-benar datang dengan membawa pesan TUHAN supaya Firaun percaya. Firaun malah menantang balik dengan menyuruh semua orang berilmu dan ahli-ahli sihir Mesir membuat hal yang sama. Terjadilah adu kekuatannya dengan kekuatan Tuhan. Akan tetapi semua ular tiruan tersebut dimakan habis oleh ular yang berasal dari tongkat Harun. Sebab barang yang ‘copy paste’ hasilnya tidak akan pernah benar-benar sama, yang satu sebagai tiruan, lainnya sebagai yang asli. Tentu saja barang tiruan akan kalah dengan yang asli.
Dalam kehidupan ini, manusia lebih suka hidup dalam kepalsuan dan kebohongan malahan menjadi kebanggaan tersendiri, karena merasa nyaman dan mungkin lebih populer. Bahkan dalam dunia digital, apapun bisa terjadi, dan tidak sedikit yang menunjukkan kepalsuan termasuk relasi kasih yang dipalsukan. Tentulah sebagai anak-anak Tuhan kita hendaknya memilih hidup dalam kemurnian dan bukan kepalsuan, sebab yang palsu lambat laun akan terungkap kebohongannya. Tetapi di dalam kasih ada kebenaran, dalam kasih ada keaslian, dalam kasih ada kejujuran, di dalam kasih adanya ketaatan melakukan yang benar, dan di dalam kasih pula diwujudnyatakan.


Sumber: [SBU – 13 Januari 2024 | Malam]

Doa (Ya Tuhan, ajarkanlah kami untuk mempertajamkan kemurnian hidup yang berlandaskan kehendak-Mu)