Ada pemandangan yang tenang dan indah di sebuah danau, di mana airnya tenang tanpa riak. Di tengah ketenangan itu, tiba-tiba terdengar suara lantang dan kuat, “Berhentilah!” Suara itu muncul tiba-tiba dan begitu kuat sehingga air di danau berombak, pepohonan bergetar, dan semua makhluk hidup di sekitarnya terdiam. Suara itu adalah seruan Tuhan, memecah ketenangan dan memanggil seluruh ciptaan-Nya untuk berhenti dan mende- ngarkan. Seruan-Nya membawa dampak besar, mengingatkan semua yang ada di sekitarnya akan kuasa-Nya yang luar biasa dan kehadiran-Nya yang agung.
Demikian Mikha 6: 1-2, dimulai dengan sebuah panggilan retoris kepada gunung-gunung dan bukit-bukit untuk menjadi saksi terhadap perselisihan antara Allah dan bangsa Israel. Ini menunjukkan bahwa Allah ingin mengingatkan bangsa Israel tentang berkat-berkat yang telah Dia berikan sepanjang sejarah mereka. Seruan Tuhan digambarkan sebagai sesuatu yang luar biasa dan dahsyat, yang dapat mengubah keadaan dengan seketika. Ini mencerminkan bagaimana Tuhan memiliki kuasa memengaruhi dan memimpin seluruh alam semesta dengan seruan-Nya yang kuat.
Allah memanggil gunung-gunung, bukit-bukit, dan bumi untuk mendengarkan. Gunung-gunung, bukit-bukit, dan bumi diundang untuk menjadi saksi atas perkataan Tuhan. Ini mengingatkan kita bahwa alam mencerminkan kemuliaan dan kuasa Allah. Pagi ini, saat kita melihat alam sekitar kita, ingatlah bahwa itu adalah karya tangan Allah dan bersaksi tentang-Nya. Ini bisa menjadi momen untuk bersyukur kepada Allah atas ciptaan-Nya yang indah.
Lalu menjadi renungan kita, bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki pendengaran yang responsif terhadap suara Allah dalam hidup kita? Hari ini, berhentilah sejenak untuk mendengarkan dan merenungkan firman-Nya.

Sumber: [SBU – 13 Desember 2023 | Pagi]

Doa (Ya, Tuhan, ajarlah kami untuk peka terhadap seruan-Mu)