MINGGU III SESUDAH PENTAKOSTA
PENGALAMAN, MEMUPUK PENGETAHUAN MERAWAT KEHIDUPAN
Kejadian 41:46
41:46 Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
“Lalu pergilah Yusuf dari hadapan Firaun dan mengelilingi seluruh tanah Mesir” (ay.46b)
“Kamu anak bawang, masih bau kencur!”, “Kamu tahu apa!?
Anak lahir kemarin, merupakan narasi-narasi yang kerap diucapkan kaum senior kepada orang muda. Ada beberapa alasan. Pertama, barangkali si orang muda terlalu percaya diri tanpa dasar yang kuat. Atau kedua, mereka sebenarnya pintar tapi belum diakui. Kadang, masalahnya adalah lemahnya komunikasi, suasana kerja, dan relasi interpersonal yang kurang mendukung kerja sama antar generasi.
Dalam konteks Yusuf, ia berumur 30 tahun ketika didapuk menjadi orang kedua di Tanah Mesir. Sejak dibuang oleh saudara-saudaranya dan menjadi budak selama 13 tahun, Yusuf menjalani masa mudanya dengan bekerja keras, jujur, dan penuh komitmen. Firaun tidak mengenalnya, tetapi kesaksian seorang kepala juru minuman, yang pernah ditahan bersama Yusuf, membuka jalannya ke istana Firaun (Kej. 41:9). Yusuf tidak pernah menduga. la setia kepada Allah, memegang prinsip dan komitmen, punya etos kerja positif, hidup bijaksana, serta mengoptimalkan karunia dan kompetensi dirinya.
Jemaat Tuhan, kebijaksanaan dan kemampuan memang tidak selalu terikat usia. Untuk itu, lingkungan yang ramah bagi anak-anak hingga pemuda harus diciptakan. Mereka belajar beretika, berelasi, berkomunikasi, dan berorganisasi dari rumah dan gereja. Jika tidak kita benahi, orang muda mencari pengalaman di luar. Tidak semua orang selalu berakhir seperti Yusuf, maka keluarga dan gereja adalah ruang yang merangkul, bukan membuang: ruang membangun kesempatan, pengalaman, dan kontribusi. Pengalaman yang dimiliki para senior adalah untuk memperkaya orang muda. Mari membangun lingkungan, dialog, dan program intergenerasional. Sehingga, seperti Yusuf, orang-orang muda “mengelilingi neger” (baca: bekerja) dengan penuh kuasa Roh Kudus, karena kita berpartisipasi menciptakan pengalaman-pengalaman positif yang membuat mereka menghargai kehidupan.
Sumber: [SBU – 12 Juni 2024 | Pagi]
Doa: (Tuhan, terima kasih untuk mengingatkan kami merangkul yang lain, bukan membuang)