­
12 Februari 2024 - Pagi | 20240212 - GPIB Kinasih

12 Februari 2024 – Pagi | 20240212

MINGGU TRANSFIGURASI


ORANG MARGINAL DI ERA DIGITAL

Matius 17:14-21
Yesus menyembuhkan seorang anak muda yang sakit ayan
17:14 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, 17:15 katanya: “Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. 17:16 Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.” 17:17 Maka kata Yesus: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” 17:18 Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga. 17:19 Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?” 17:20 Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, –maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. 17:21 (Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.)”


Kata Yesus, “Hai generasi yang tidak percaya dan sesat, sampai kapan Aku harus tinggal di antara kamu? Sampai kapan Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu kemari!” (ay. 17 TB.2)
Dalam budaya sehari-hari, Kerajaan Roma bersifat kaisar-sentris. Mereka yang memiliki kekuasaan atau jabatan pentinglah yang paling disegani dan dihormati. Di tengah budaya itu, memberi perhatian kepada orang-orang marginal adalah suatu anomali karena Kerajaan Roma tidak peduli dengan orang-orang marginal. Sebaliknya, sangat kontras dengan konsep Kerajaan Allah yang disampaikan dan diajarkan oleh Yesus. Kerajaan Allah sangat peduli dengan orang- orang marginal. Sebab itu, sebagai sosok yang menerima pemuliaan dari Allah, Yesus melawan budaya Kerajaan Roma dengan cara memberi perhatian dan memberi kesembuhan kepada orang sakit. Orang sakit ini adalah presentasi dari kelompok marginal, yakni kelompok yang dianggap tidak penting dalam masyarakat.
Oleh sebab itu, dalam pelayanannya Yesus memberi perhatian bagi orang-orang marginal. la peduli dan merangkul mereka, sebagaimana yang dilakukan-Nya terhadap seorang muda yang menderita sakit ayan. Tindakan Yesus menyembuhkan orang muda yang sakit ayan adalah penegasan bahwa mereka yang tidak dipedulikan oleh Kerajaan Roma merupakan orang-orang penting bagi Kerajaan Allah. Kuasa Yesus atas setan di perikop ini adalah ilustrasi bahwa kuasa Kerajaan Allah melampaui kuasa apa pun dalam dunia ini. Yesus hendak membuktikan bahwa tiada kuasa dalam dunia ini yang mampu menandingi kuasa Allah, selain Allah sendiri.
Di era teknologi yang semakin canggih, masih ada saudara-saudara kita yang marginal. Tanpa disadari, kesenjangan itu semakin terlihat. Dengan kata lain, yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Bahkan tidak jarang, para penguasa merampas apa yang menjadi hak dari orang-orang marginal. Orang-orang marginal seringkali diabaikan, dan dianggap sebagai penganggu atau pembawa masalah. Karena itu, kepedulian terhadap orang-orang marginal penting dalam kehidupan bergereja dan berjemaat.


Sumber: [SBU – 12 Februari 2024 | Pagi]

Doa: (Ya Tuhan, kuatkan komitmen saya untuk terus peduli terhadap orang-orang marginal)