Kehidupan kita adalah sebuah proses belajar seperti seorang guru mengajar siswa-siswanya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Dia memberikan petunjuk, bimbingan, dan kesempatan kepada setiap siswa untuk belajar dan tumbuh. Namun, ada seorang siswa yang selalu mengabaikan pelajaran, mengganggu teman- temannya, dan tidak menghormati guru. Meskipun guru telah memberikan peringatan dan kesempatan untuk berubah, siswa ini terus berperilaku tidak setia. Akhirnya, guru dengan hati berat harus memberlakukan konsekuensi yang adil. Dia mengingatkan siswa ini bahwa dia akan mendapatkan nilai yang buruk dan menghadapi akibat dari perilaku buruknya.
Demikian juga dengan Allah, Sang Guru Agung yang tetap setia mengajarkan kita arti tentang hidup dalam kekudusan, setia dan kasih-Nya. Namun, dalam perjalanan hidup kita seringkali tidak setia, menyimpang dari jalan-Nya. Allah adalah guru yang penuh kasih, memberikan bimbingan, dan kesempatan untuk bertobat kepada kita. Namun, ketika kita terus-menerus melakukan tindakan yang bertentangan dengan kehendak-Nya dan tidak setia, itu adalah bentuk ketidakpatuhan.
Allah selalu memberikan peringatan dan kesempatan untuk bertobat, tetapi jika kita terus-menerus mengabaikannya, konsekuensi dapat datang. Ini bukanlah bentuk kejam atau ketidak-adilan Allah, tetapi merupakan akibat logis dari tindakan kita yang tidak setia. Firman-Nya mengingatkan kita pentingnya hidup dalam ketaatan, menghormati kehendak Allah, dan merenungkan konsekuensi dari ketidaksetiaan kita. Ini adalah panggilan untuk setia kepada Allah dan menghindari murka-Nya dengan memilih jalan ketaatan.
Malam ini, mari kita merenungkan tentang konsep murka Allah dan konsekuensinya bagi mereka yang tidak setia kepada-Nya. Murka adalah salah satu sifat Allah yang mencerminkan kekudusan-Nya dan kedaulatan-Nya untuk menghukum para pendosa.

Sumber: [SBU – 12 Desember 2023 | Malam]

Doa (Ya, Tuhan, ajarlah untuk tetap setia berpegang pada firman dan jalan-Mu)