MINGGU III PRAPASKAH
PEDULI TERHADAP YANG TERSISIH
Lukas 17:11-14
Kesepuluh orang kusta
17:11 Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. 17:12 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh 17:13 dan berteriak: “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” 17:14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
Yesus, Guru, kasihanilah kami” (ay. 13)
Kemajuan teknologi di era digital berkembang dengan sangat pesat dan tak terbendung lagi. Perkembangan dunia digital membawa pengaruh dalam kehidupan sosial masyarakat. Ada pengaruh yang positif namun ada juga yang negatif, di antaranya berkembangnya sifat individualisme dalam arti hilangnya kepedulian terhadap sesama. Kehidupan yang dibangun dengan prinsip individualisme bukanlah ciri kehidupan yang diajarkan Tuhan Yesus.
Di tengah perjalanan dari Galilea menuju Yerusalem di sebuah desa di Samaria, Yesus berhenti sebentar karena mendengar ada 10 orang kusta yang berdiri agak jauh sambil berseru ‘Yesus, Guru, kasihanilah kami. Karena penyakit kusta mereka termarginalkan dari kehidupan sosial masyarakat. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Kitab Imamat 13 dan 14. Saat itu penyakit kusta dianggap sebagai kutukan karena dosa. Itu sebabnya si penderita di pandang najis. Jika ada orang yang dekat atau bergaul dengan mereka maka orang itu di pandang najis. Tidak ada orang yang mau dekat dengan mereka, karena itu 10 orang kusta ini merasa hidup terasing atau terpisah dari lingkungan sosialnya. Yesus tahu ketentuan tersebut tetapi Yesus tetap fokus pada maksud kehadiran-Nya yaitu menghadirkan damai sejahrera Allah bagi semua orang tanpa terkecuali. Terkadang ketentuan-ketentuan yang ada di gereja dan masyarakat sering menjadi batu sandungan atau penghalang untuk kita menghadirkan damai sejahtera bagi
sesama.
Yesus meminta mereka perlihatkan diri kepada para imam. Sekalipun saat itu mereka belum sembuh namun tanpa ragu mereka pergi berjalan menemui para imam. Di tengah jalan mereka tahir. Sentuhan kasih dan kepedulian Yesus menghadirkan pengharapan dan sukacita. Berdasarkan teladan Kristus, Gereja terpanggil untuk menghadirkan sukacita dan damai sejahtera bagi sesama yang tersisih.
Sumber: [SBU – 11 Maret 2024 | Pagi]
Doa: (Tuhan mampukan kami menghadirkan damai sejahtera-Mu bagi sesama dalam pergumulannya)