11 April 2024 – Malam | 20240411

MINGGU II SESUDAH PASKAH


MENGINGAT ALLAH DI SEGALA WAKTU YANG TERSEDIA

Yesaya 17:1-11
Ucapan ilahi terhadap Damsyik dan Efraim
17:1 Ucapan ilahi terhadap Damsyik. Sesungguhnya, Damsyik tidak akan tetap sebagai kota, nanti menjadi suatu timbunan reruntuhan; 17:2 kampung-kampungnya akan ditinggalkan selama-lamanya dan menjadi tempat bagi kawanan-kawanan ternak, yang berbaring dengan tidak diganggu oleh siapapun. 17:3 Kubu-kubu akan hilang dari Efraim dan kuasa kerajaan akan lenyap dari Damsyik, juga sisa-sisa Aram, semuanya akan lenyap sama seperti kemuliaan orang Israel, demikianlah firman TUHAN semesta alam. 17:4 Maka pada waktu itu kemuliaan Yakub akan berkurang, dan kemakmurannya akan susut; 17:5 keadaannya seperti gandum yang digenggam orang untuk dituai dan tangannya memetik bulir-bulir; atau seperti bulir-bulir yang dipungut orang di lembah orang Refaim. 17:6 Dari padanya akan tertinggal sisa untuk pemetikan susulan seperti pada waktu orang menjolok buah zaitun, tertinggal satu dua di sebelah pucuknya dan beberapa di dahan-dahannya, demikianlah firman TUHAN, Allah Israel. 17:7 Pada waktu itu manusia akan memandang kepada Dia yang menjadikannya, dan matanya akan melihat kepada Yang Mahakudus, Allah Israel; 17:8 ia tidak akan memandang kepada mezbah-mezbah buatan tangannya sendiri, dan tidak akan melihat kepada yang dikerjakan oleh tangannya, yakni tiang-tiang berhala dan pedupaan-pedupaan. 17:9 Pada waktu itu kota-kotamu akan ditinggalkan seperti kota-kota orang Hewi dan orang Amori yang mereka tinggalkan karena orang Israel, sehingga menjadi sunyi sepi. 17:10 Sebab engkau telah melupakan Allah yang menyelamatkan engkau, dan tidak mengingat gunung batu kekuatanmu. Sebab itu sekalipun engkau membuat taman yang permai dan menanaminya dengan cangkokan luar negeri, 17:11 sekalipun pada hari menanamnya engkau membuatnya tumbuh subur, dan pada pagi mencangkokkannya engkau membuatnya berbunga, namun panen akan segera lenyap pada hari kesakitan dan hari penderitaan yang sangat payah.


Namun panen akan segera lenyap pada hari kesusahan, ketika penderitaanmu tak terpulihkan (ay. 11 TB2).
Kesalahan utama yang paling sering dilakukan manusia adalah merasa memiliki waktu. Memiliki waktu untuk mencari materi, menemukan kesehatan dan kekuatan, serta mempunyai waktu untuk menggapai masa depan. Kita terkadang merasa bahwa waktu ada di dalam genggaman kita, sehingga melupakan Dia yang memiliki kuasa atas waktu. Manusia menaruh harapan pada waktu, seolah-olah waktulah yang berkuasa atas hidup dan masa depan manusia dan dapat memberikan segalanya pada manusia. Tidak jarang manusia mencari dan menyembahnya, bahkan memberikan hidup bagi waktu.
Allah adalah Allah yang cemburu. Kecemburuan itu terwujud pada kemarahan-Nya kepada bangsa Israel yang memilih untuk menyembah berhala, patung buatan manusia yang tidak memiliki kekuatan apa pun. Kubu-kubu Efraim yang seharusnya bersandar pada Allah di waktu pembuangan yang sulit, lebih memilih untuk menyembah ilah yang diperkenalkan oleh musuh. Oleh karena itu, Allah akan menghancurkan kerajaan-kerajaan yang mereka bangun. Bahkan, sebaik-baiknya mereka membangun, akan tetap dihancurkan oleh Allah seperti dianalogikan dengan waktu yang mereka pakai untuk menanam dan setiap pagi membuatnya subur, semua akan sia-sia dan lenyap pada masa panen (ay. 11).
Waktu yang disembah oleh manusia pada akhirnya membawa mereka pada kehancuran dan kesia-siaan. Sebaik-baiknya kita menggunakan waktu, sebesar-besarnya waktu yang kita miliki, semua akan mendatangkan kesia-siaan jika kita melupakan Dia yang mempunyai waktu. Dengan mengingat dan menyembah Allah, maka kita tidak tunduk pada kuasa waktu, bahkan waktu sekecil apa pun akan mendatangkan kecukupan dan berkat. Oleh sebab itu, marilah kita menjadi umat yang setia mengingat Allah di segala waktu, karena Dialah gunung batu dan keselamatan dari dulu, sekarang, sampai selama-lamanya.


Sumber: [SBU – 11 April 2024 | Malam]

Doa: (Kami ingin menggunakan waktu kami dan tetap mengingat Engkau pada setiap waktu)