HARI MINGGU XII SESUDAH PENTAKOSTA
MENJADI PRIBADI YANG ISTIMEWA
1 Korintus 7:20-21
7:20 Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Allah. 7:21 Adakah engkau hamba waktu engkau dipanggil? Itu tidak apa-apa! Tetapi jikalau engkau mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu.
Apakah engkau hamba waktu engkau dipanggil? Itu tidak apa-apa! “Tetapi jikalau engkau mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu” (ay. 21 TB 2)
Gereja sebagai persekutuan umat, realitasnya terdiri dari berbagai latar belakang, yang berpotensi terjadi pengelompokan di dalamnya. Pengelompokan bisa saja berdasarkan kesamaan suku atau etnis, sektor atau Bagian Jemaat (Bajem) tertentu, atau sebab status ekonomi sehingga disebut kaum elite. Masalahnya bahwa pengelompokan ini kemudian diikuti sikap menganggap merekalah yang lebih baik dan berperan dibandingkan kelompok lain. Sikap semacam ini menyebabkan pemisahan bahkan perpecahan dalam tubuh gereja yang perlu mendapat perhatian.
Di jemaat Korintus juga terjadi pengelompokan antara orang-orang yang berlatar belakang Yahudi, yaitu mereka yang bersunat, dengan orang-orang Kristen yang bukan Yahudi. Persoalannya adalah ketika adanya tuntutan agar semua laki-laki disunat termasuk dari bangsa-bangsa bukan Yahudi sesuai tuntutan hukum Taurat, sehingga disebut sebagai Kristen sejati. Hal ini memicu terjadinya perselisihan. Paulus menegaskan bahwa jika seorang dipanggil dalam keberadaan bersunat, tetaplah demikian, tanpa meniadakannya. Demikian juga mereka yang non Yahudi tidak perlu disunat. Sebab setiap orang dipanggil Tuhan telah dibebaskan dari perhambaan menjadi milik-Nya dan yang menaati setiap firman-Nya. Jadi bagi Paulus nilai yang harus dipegang teguh adalah nilai pengorbanan Kristus serta firman-Nya.
Berdasarkan nats bacaan dapat dipahami, Allah tidak mempermasalahkan hal status sosial, ekonomi, atau latar belakang budaya saat kita dipanggil. Sesungguhnya Allah memandang kita masing-masing sebagai pribadi istimewa yang sungguh dikasihi-Nya. Karena itu, kita harus menempatkan diri secara benar di hadapan Allah yaitu tidak merasa rendah diri dan menjadi sombong. Sesungguhnya hidup yang merespons panggilan Kristus dan beriman kepada-Nya, akan senantiasa taat kepada Kristus melalui firman-Nya. Inilah yang membuat kita layak untuk memperoleh anugerah Tuhan sehingga kita dibenarkan dan menjadi pribadi yang berharga.
Sumber: [SBU – 11 Agustus 2024 | Malam]
Doa: (Kami bersyukur atas pengorbanan Kristus yang menjadikan kami pribadi yang istimewa)