MINGGU I SESUDAH EPIFANI
MENCARI SIAPA YANG SALAH
Keluaran 5:19-23
5:19 Maka mengertilah para mandur Israel, bahwa mereka ada dalam keadaan susah, karena dikatakan kepada mereka: “Kamu tidak boleh mengurangi jumlah batu bata pada tiap-tiap hari.”
5:20 Waktu mereka meninggalkan Firaun berjumpalah mereka dengan Musa dan Harun, yang sedang menantikan mereka,
5:21 lalu mereka berkata kepada keduanya: “Kiranya TUHAN memperhatikan perbuatanmu dan menghukumkan kamu, karena kamu telah membusukkan nama kami kepada Firaun dan hamba-hambanya dan dengan demikian kamu telah memberikan pisau kepada mereka untuk membunuh kami.”
5:22 Lalu Musa kembali menghadap TUHAN, katanya: “Tuhan, mengapakah Kauperlakukan umat ini begitu bengis? Mengapa pula aku yang Kauutus?
5:23 Sebab sejak aku pergi menghadap Firaun untuk berbicara atas nama-Mu, dengan jahat diperlakukannya umat ini, dan Engkau tidak melepaskan umat-Mu sama sekali.”
Risiko mengikut Tuhan sudah sejak awal dikatakan Tuhan Yesus bahwa, barangsiapa mengikut-Nya harus menyangkal diri dan memikul salibnya setiap hari (lihat Lukas 9:23). Ada konsekuensi logis atas identitas kita sebagai umat percaya.
Bacaan pagi ini mengajak kita melihat para mandor yang seakan baru tersadar, bahwa mereka berada dalam keadaan yang semakin sulit. Pekerjaan bertambah dan hasilnya harus tetap tak boleh berkurang. Mereka semakin sadar bahwa penderitaan kerja paksa mereka itu adalah dampak dari kedatangan Musa dan Harun saat bertemu dengan Firaun. Tanpa basa basi lagi, para mandor itu berkata: “Tuhan tahu perbuatanmu! la akan menghukum kamu! Kamulah yang menyebabkan kami dibenci oleh raja dan para pegawainya, sehingga mereka mau membunuh kami. Respon Musa pun seolah tak mau dipersalahkan, ia kembali menghadap Tuhan dan mengeluh kepada Tuhan katanya: mengapa Tuhan memperlakukan umat ini dengan kejam? Mengapa pula dia yang diutus? (ay 22).
Bagi kita, salib menjadi bagian kehidupan. Tidak perlu heran, saat orang percaya sungguh taat dan setia menjalankan perintah Allah, maka itu bisa menjadi bentuk perlawanan dengan situasi sekitar kita. Semakin umat Kristen hidup dalam kebenaran Allah, semakin mengalami banyak tekanan dalam hidupnya. Beranikah kita berkata tentang kebenaran Tuhan di saat orang banyak menyatakan benar menurut kebenaran dirinya atau bahkan kelompoknya? Jaga dan tetap menjalin relasi dengan sesama. namun jangan kehilangan identitas dirimu sebagai umat Tuhan. Tak perlu mencari siapa yang salah, jadikan perenungan dan komitmen untuk tetap benar di tengah ketidakbenaran serta siap menghadapi risiko iman. Tuhan Mahaadil dan Mahakasih, Dia pasti menjagamu dan memberi kekuatan untuk menghadapinya.
Sumber: [SBU – 10 Januari 2024 | Pagi]
Doa: (Tuhan Yesus, kami ingin tetap setia dan berani menyatakan kasih dan kebenaran firman-Mu setiap hari)