MINGGU XI SESUDAH PENTAKOSTA
MENUMBUHKAN KEYAKINAN BAHWA TUHAN MEMBERI
Keluaran 16:32-35
16:32 Musa berkata: “Beginilah perintah TUHAN: Ambillah segomer penuh untuk disimpan turun-temurun, supaya keturunan mereka melihat roti yang Kuberi kamu makan di padang gurun, ketika Aku membawa kamu keluar dari tanah Mesir.” 16:33 Sebab itu Musa berkata kepada Harun: “Ambillah sebuah buli-buli, taruhlah manna di dalamnya segomer penuh, dan tempatkanlah itu di hadapan TUHAN untuk disimpan turun-temurun.” 16:34 Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah buli-buli itu ditempatkan Harun di hadapan tabut hukum Allah untuk disimpan. 16:35 Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.
Musa berkata: “Beginilah perintah TUHAN: Ambillah segomer penuh untuk disimpan bagi keturunanmu, supaya mereka melihat roti yang Kuberi kepadamu sebagai makanan di padang gurun, ketika Aku membawa kamu keluar dari tanah Mesir” (ay.32)
Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya, memberi makan dan minum yang cukup. Ini pula yang harus diyakini oleh generasi berikutnya. Ketika negara bangsa mengalami permasalahan pemenuhan kebutuhan makanan, apakah orang yakin pada pernyataan bahwa Tuhan memberi makanan?
Keyakinan bahwa Tuhan memberi makan kepada bangsa Israel sangat penting, sebab dengan keyakinan itu orang akan tenang dan lebih fokus untuk mengupayakan atau mengatasi kesulitan ekonomi misalnya. Keegoisan manusia dipahami oleh Allah, oleh sebab itu orang butuh tanda yang akan meyakinkan generasi berikutnya menyongsong masa depannya.
Kita percaya Tuhan memberikan makan dan minum bagi seluruh anak bangsa, dengan negeri yang sangat subur. Kita telah beroleh tanda alam subur tetapi bisa saja alam ini dikelola dengan buruk, bahkan kelangsungan untuk anak cucu diabaikan. Ketika saya melihat beberapa wilayah di Lampung, betapa kaget dan prihatin dengan penyedotan pasir, sehingga tanahnya berlobang, tandus dan diabaikan. Tetapi, kita juga harus mengatasi cara mengelola yang salah seperti itu! Kita juga harus menyadarkan bahwa eksploitasi alam adalah pembunuhan terhadap kehidupan
Kita mungkin saja mengatakan cinta tanah air tetapi pergumulan berkurangnya lahan pertanian dan perhatian terhadap petani adalah kenyataan yang memprihatinkan. Sebagai gereja yang memiliki Pos Pelkes, yang hadir di kota sampai pelosok neger, marilah kita mendukung upaya para Pendeta muda yang melayani di daerah berkarya bersama masyarakat. Jemaat yang di kota bekerja sama dengan yang di pelosok mengelola alam yang subur ini, untuk menghadirkan tanda penyertaan Tuhan memberi makan kepada umat-Nya.
Panggilan kita sebagai orang percaya dan anak bangsa adalah saling membantu dan mengelola tanah air yang subur, agar memberi kesejahteraan.
Sumber: [SBU – 10 Agustus 2024 | Malam]
Doa: (Tuhan, tolonglah kami berperan dalam mengelola alam demi anak cucu ke depan yang sejahtera)