MINGGU XI SESUDAH PENTAKOSTA
KECUKUPAN DALAM TUHAN
Keluaran 16:19-24
16:19 Musa berkata kepada mereka: “Seorangpun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi.” 16:20 Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk. Maka Musa menjadi marah kepada mereka. 16:21 Setiap pagi mereka memungutnya, tiap-tiap orang menurut keperluannya; tetapi ketika matahari panas, cairlah itu. 16:22 Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa. 16:23 Lalu berkatalah Musa kepada mereka: “Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi.” 16:24 Mereka membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti yang diperintahkan Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya.
“Lalu berkatalah Musa kepada mereka: “Inilah yang dimaksudkan TUHAN Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN. Roti yang perlu kamu bakar, bakarlah apa yang perlu kamu masak, masalah, dan selebihnya sisihkanlah untuk disimpan sampai pagi” (ay 23).
Bangsa Israel yang dibentuk oleh orang Mesir bermental budak akan selalu merasa berkekurangan hal ini terlihat dengan petunjuk Musa mengenai pengumpulan manna yang mereka langgar, bukan karena mannanya kurang tapi mereka serakah
Mengubah mental budak dengan mental berkecukupan adalah upaya yang paling tepat. Dalam hal ini, keinginan berlebihan tidak dibiarkan apalagi bertumbuh di tengah kehidupan bangsa merdeka. Setiap orang hendaknya berproses mulai dari pendidikan di masa kanak-kanak dengan keinginannya yang masih besar, menuju masa muda yang belajar menempa diri tidak terlalu bergantung dan masa dewasa yang menjadi berkat bagi yang membutuhkan. Dengan prinsip hidup berkecukupan, membuat orang benar-benar dapat berperan menyediakan makan dan minum, sesuai kebutuhan dan gizi seimbang.
Dengan kecukupan, orang tidak akan dibelenggu oleh keserakahan. Sebagai bangsa merdeka, kemampuan untuk menahan diri dari makanan akan menyehatkan. Dengan makan sesuai kebutuhan, seseorang kuat dan beraktivitas dengan baik; berbeda dengan makan berlebihan, seseorang bisa saja sakit karena alat-alat tubuh tidak mampu mengelolanya.
Dengan pengajaran tentang hidup yang berkecukupan kita dituntun untuk menghayati kehidupan sebagai orang Kristen yang bekerja. Paulus menegaskan bahwa bekerja itu tanggung jawab yang harus dilakukan (2 Tes. 3:10); bekerja memberi buah (Flp. 1:22), dan belajar mencukupkan (Flp. 4:11).
Mental hidup berkecukupan ini sangatlah dibutuhkan dalam membangun suatu bangsa merdeka, yang membuat mereka sehat dan dapat berkarya. Terkadang orang dikuasai oleh keserakahan sehingga sulit melakukan investasi untuk berkembang dan membantu saudaranya memenuhi kebutuhannya. Matius mengajarkan orang untuk mengembangkan talenta (Mat 25:14-30) dan Paulus menganjurkan agar dalam hidup bersama, orang memberi kepada saudaranya, agar ada keseimbangan (2 Kor. 8:13).
Sumber: [SBU – 09 Agustus 2024 | Pagi]
Doa: (Tuhan, terima kasih atas ajaran berkecukupan di dalam Engkau)