MINGGU IV PRAPASKAH
BERTOBATLAH SEBELUM TERLAMBAT
Mazmur 14:1-5
Kebebalan manusia
14:1 Untuk pemimpin biduan. Dari Daud. Orang bebal berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah.” Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik. 14:2 TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. 14:3 Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. 14:4 Tidak sadarkah semua orang yang melakukan kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti, dan yang tidak berseru kepada TUHAN? 14:5 Di sanalah mereka ditimpa kekejutan yang besar, sebab Allah menyertai angkatan yang benar.
Tidak sadarkah semua orang yang melakukan kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti dan yang tidak berseru kepada TUHAN? (ay.4)
Selamat pagil Dalam perenungan tadi malam melalui penuturan
Pemazmur kita telah didorong untuk senantiasa mencari dan menemukan berbagai pengajaran, nasihat, peringatan, penghiburan dan janji Tuhan melalui firman-Nya dalam Alkitab. Kita juga dimotivasi untuk senantiasa memercayai janji Tuhan kendatipun yang kita lihat dan alami tidak seperti yang kita pikirkan. Hari ini kita akan diajak untuk melihat yang Allah akan lakukan bagi para pelaku kejahatan. Mari simak bersama!
Pemazmur pada ayat 1-3 mengungkapkan kebejatan (KBBI: keboborokan) orang bebal (KBBI: bodoh, kebodohan). Orang bebal ini berpikir bahwa Allah tidak ada. Dan pikiran itu membuat mereka “tidak mencari Allah’ (ayat 2), menindas mereka yang lemah (ayat 4), serta menyangkal kehadiran Allah yang berkuasa dan benar itu. Terhadap pikiran jahat dan tindakan jahat ini, Pemazmur mengungkapkan pada ayat 5, bahwa di tempat mereka menindas sesamanya, Allah akan menyatakan kekuasaan-Nya dan mereka akan ketakutan yang mengerikan karena mereka akan merasakan pembalasan Allah yang menyertai orang benar.
Pagi ini bacaan Alkitab mengajak kita melihat hidup keseharian kita. Pertama, kita diajak mengevaluasi hidup, apakah hati, pikiran, sikap dan tingkah laku kita sudah benar atau malah kerap mendukacitakan hati Allah karena perkataan atau perbuatan yang menyakiti sesama. Evaluasi, mohon pengampunan Allah dan berubahlah dengan tuntunan Roh Kudus! Kedua, kita diajak untuk “membuka mata dan telinga” melihat dan mendengar sekitar kita. Perhatikanlah kehidupan sesama di sekitar kita. Jika ada yang mengalami penderitaan dalam berbagai bentuk, hadirlah bagi mereka dengan aksi nyata kendati sederhana namun memberikan penguatan bagi mereka yang menderita. Dengan demikian kita membawa kasih Kristus bagi sesama.
Sumber: [SBU – 08 Maret 2024 | Pagi]
Doa: (Terima kasih untuk hari baru yang Engkau berikan. Tuntun kami dengan Roh Kudus agar karya kami hari ini menjadi alat kesaksian kasih-Mu bagi sesama kami)