Orang-orang Kristen pada jaman gereja perdana, sungguh menantikan waktu bersama-sama dengan Yesus Kristus. Keyakin- an ini membuat mereka menyambut dengan penuh sukacita penganiayaan atau penderitaan. Mereka merindukan saat indah untuk menjadi martir. Penulis Ibrani menulis suratnya untuk jemaat yang sudah melewati masa penderitaan, dan mau menghadapi penderitaan yang kedua. Saat itulah iman jemaat mulai kendor, dan penulis Ibrani melihat kecenderungan jemaat untuk murtad.
Bacaan kita pagi hari ini, adalah ajakan penulis kepada jemaat untuk bertahan pada pengharapan pada Yesus Kristus. Jemaat diminta untuk bertahan dalam iman dengan penuh kesabaran untuk menantikan pengharapan dalam Yesus Kristus. Pengharapan kepada Yesus Kristus ialah sesuatu yang pasti, dan layak untuk dinantikan.
Di era digital pada saat ini, banyak kemudahan yang diberikan kepada manusia. Kecepatan dan keluasan akses informasi membuat manusia kecanduan. Manusia era digital benci dengan sesuatu hal yang perlahan. Ini berpengaruh juga dalam mengha- dapi persoalan, manusia saat ini inginnya persoalan cepat teratasi, penderitaan dan pergumulan harus cepat berakhir. Maka dari itu, jika persoalan tidak selesai maka manusia saat ini gampang stress dan frustasi.
Di era seperti inilah kita diminta untuk sabar, tidak segera berpaling dari Tuhan Yesus dan cari kekuatan lain. Kita diminta untuk setia berpengharapan pada Yesus Kristus, karena pengharapan yang diberikan-Nya adalah sesuatu yang pasti. Seringkali, kita tidak berpengharapan kepada Yesus Kristus karena proses dan hasilnya lambat. Penulis surat Ibrani ingin menyampaikan pada kita bahwa, Allah sangat mengasihi kita dan pasti menolong kita dari belenggu pergumulan dan persoalan hidup. Karenanya kita tetap memegang teguh pengharapan dalam Yesus itu dengan penuh kesetiaan.

Sumber: [SBU – 08 Desember 2023 | Pagi]

Doa (Ya Tuhan Yesus, mampukan kami setia dan sabar dalam menantikan pengharapan di dalam-Mu)