08 April 2024 – Pagi | 20240408

MINGGU II SESUDAH PASKAH


KEMARAHAN DAN KEMURAHAN

Yesaya 12:1-3
Nyanyian syukur atas keselamatan
12:1 Pada waktu itu engkau akan berkata: “Aku mau bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, karena sungguhpun Engkau telah murka terhadap aku: tetapi murka-Mu telah surut dan Engkau menghibur aku. 12:2 Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku.” 12:3 Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.


Karena sungguhpun Engkau telah murka terhadap aku: murka-Mu telah surut dan Engkau menghibur aku (ay. 1 TB2).
Manusia mana yang tidak marah jika dikucilkan, dikhianati, dan tidak dianggap? Padahal, dia sudah menjadi seorang yang setia, penuh kasih sayang, dan panjang sabar. Namun, jika mendapatkan perlakuan yang tidak sesuai, maka orang tersebut bisa saja menjadi marah. Ada beberapa model orang yang sedang marah. Ada yang berteriak. Ada yang menangis, bahkan ada yang cenderung diam. Bagi saya secara pribadi, bertemu dengan orang yang diam ketika marah sungguh menakutkan karena tidak tahu apa yang akan mereka lakukan untuk menyalurkan emosi.
Allah memang panjang sabar, tetapi tidak selalu menerima perbuatan bangsa-Nya sendiri. Allah sungguh marah terhadap bangsa Israel karena seringkali tidak mengindahkan perkataan Allah melalui para nabi. Kemarahan Allah dilampiaskan dengan menghancurkan martabat bangsa yang sebelumnya besar itu, menjadi orang-orang buangan yang menunggu kapan waktunya akan dibebaskan. Namun, murka Allah surut, dan yang muncul kemudian adalah kemurahan, untuk membebaskan umat-Nya, sehingga mereka bersukacita, bersorak-sorai, menaikkan mazmur dan kegirangan bertumbuh dalam hati setiap umat.
Kita semua pasti pernah membuat Allah murka karena perkataan, perbuatan atau hanya pikiran kita yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Kita patut bersyukur jika Tuhan murka dan menghukum sesuai keadilan-Nya, karena itu tanda bahwa Dia masih sangat peduli dengan kita, umat kepunyaan-Nya. Tetapi, hidup kita harus berubah, tidak terlena dan menganggap kemurahan Tuhan sebagai sesuatu yang murahan. Kita beruntung karena kemarahan-Nya surut dan kemurahan-Nya berlanjut. Tidak dapat dibayangkan jika Tuhan diam dan tidak menegur perbuatan yang salah, kita akan selalu terjerat dan menjadi orang-orang buangan yang tak terselamatkan.


Sumber: [SBU – 08 April 2024 | Pagi]

Doa: (Jangan biarkan kami hidup dalam dosa, ya Allah, tetapi tegurlah kami dengan cara-Mu yang indah)