MINGGU V SESUDAH EPIFANI
TIDAK ADA YANG SEPERTI TUHAN
Keluaran 8:1-14
Tulah kedua: katak
8:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah menghadap Firaun dan katakan kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku; 8:2 jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan menulahi seluruh daerahmu dengan katak. 8:3 Katak-katak akan mengeriap dalam sungai Nil, lalu naik dan masuk ke dalam istanamu dan kamar tidurmu, ya sampai ke dalam tempat tidurmu, ke dalam rumah pegawai-pegawaimu, dan rakyatmu, bahkan ke dalam pembakaran rotimu serta ke dalam tempat adonanmu. 8:4 Katak-katak itu akan naik memanjati engkau, memanjati rakyatmu dan segala pegawaimu.” 8:5 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tanganmu dengan tongkatmu ke atas sungai, ke atas selokan dan ke atas kolam, dan buatlah katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir.” 8:6 Lalu Harun mengulurkan tangannya ke atas segala air di Mesir, maka bermunculanlah katak-katak, lalu menutupi tanah Mesir. 8:7 Tetapi para ahli itupun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga mereka membuat katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir. 8:8 Kemudian Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: “Berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya katak-katak itu dari padaku dan dari pada rakyatku; maka aku akan membiarkan bangsa itu pergi, supaya mereka mempersembahkan korban kepada TUHAN.” 8:9 Kata Musa kepada Firaun: “Silakanlah tuanku katakan kepadaku, bila aku akan berdoa untukmu, untuk pegawaimu dan rakyatmu, supaya katak-katak itu dilenyapkan dari padamu dan dari rumah-rumahmu, dan hanya tinggal di sungai Nil saja.” 8:10 Katanya: “Besok.” Lalu kata Musa: “Jadilah seperti katamu itu, supaya tuanku mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti TUHAN, Allah kami. 8:11 Maka katak-katak itu akan dijauhkan dari padamu, dari rumah-rumahmu, dari pegawai-pegawaimu dan dari rakyatmu; dan hanya akan tinggal di sungai Nil saja.” 8:12 Lalu Musa dan Harun keluar meninggalkan Firaun, dan Musa berseru kepada TUHAN karena katak-katak, yang didatangkan-Nya kepada Firaun. 8:13 Dan TUHAN melakukan seperti yang dikatakan Musa, sehingga katak-katak itu mati lenyap dari rumah, dari halaman dan dari ladang. 8:14 Dikumpulkan oranglah bangkai-bangkainya bertumpuk-tumpuk, sehingga tanah itu berbau busuk.
“tidak ada yang seperti TUHAN, Allah kami” (ay.10)
Di dalam masyarakat Asia Barat Daya Kuno (ABDK), terdapat keyakinan bahwa Allah adalah Allah milik suku dan bangsa tertentu. Karenanya setiap suku-bangsa mempunyai Allah-nya sendiri-sendiri. Muncullah sebutan “Allah suku” (tribal God). Allah-allah ini saling bersaing dan berperang. Setiap terjadinya peperangan antar suku-suku dan antar bangsa-bangsa, maka hal itu dianggap sebagai peperangan antar allah-allah yang disembah oleh suku-suku dan bangsa-bangsa itu. Latar belakang inilah yang ada dibalik kata-kata Firaun sesaat menyesal ketika tulah demi tulah menimpanya dan negerinya (8:25, 28, 10:17), ia meminta Musa berdoa kepada Allah Israel untuk meredakan tulah itu. Dalam keyakinan Firaun bahwa Allah Israel sedang berperang mengatasi allah Mesir. Terjadinya tulah, dan para ahli ilmu gaib pun tidak dapat menolong, itu pertanda kuasa allah Mesir dikalahkan oleh Allah Israel. Begitu keadaan membaik segera ia lupa pada janjinya.
Apakah konsep demikian juga berlaku bagi TUHAN Allah Israel? Tidak! TUHAN Israel adalah Allah bagi semua suku-bangsa di mana pun, tidak terkecuali bagi Mesir. Kuasa Allah tidak terbatas bagi Israel saja, melainkan meliputi seluruh ciptaan. Hingga tulah kedua, katak, yang menyerang seluruh kehidupan di Mesir tanpa terkecuali memperlihatkan bahwa kuasa Allah berlaku di mana pun. Pekerjaan Allah menghadirkan berkat dan kebaikan kepada seluruh suku-bangsa, demikian menunjukkan teguran, peringatan, dan hukuman kepada semua suku-bangsa yang tidak menghormati kekudusan-Nya. Kepada Firaun, Allah membuat perhitungan agar ia sadar dan berbalik arah menjadi pemimpin yang tahu akan kekeliruannya.
Tidak ada yang seperti Tuhan. Kuasa-Nya berlaku bagi seluruh ciptaan. Kepada manusia dipanggil untuk mengakui kekuasaan-Nya dan menunjukkan rasa hormat kepada kekudusan-Nya. Hanya dengan rasa hormat itulah, kehadiran Allah menjadi sumber berkat dan damai sejahtera bagi manusia dan seluruh ciptaan.
Sumber: [SBU – 07 Februari 2024 | Pagi]
Doa: (Kami menghayati kuasa Allah berlaku atas semua ciptaan)