HARI MINGGU II SESUDAH PASKAH
KEBANGKITAN-NYA MERESTORASI HUBUNGAN KELUARGA
Yesaya 11:11-14
Sisa-sisa Israel akan kembali
11:11 Pada waktu itu Tuhan akan mengangkat pula tangan-Nya untuk menebus sisa-sisa umat-Nya yang tertinggal di Asyur dan di Mesir, di Patros, di Etiopia dan di Elam, di Sinear, di Hamat dan di pulau-pulau di laut. 11:12 Ia akan menaikkan suatu panji-panji bagi bangsa-bangsa, akan mengumpulkan orang-orang Israel yang terbuang, dan akan menghimpunkan orang-orang Yehuda yang terserak dari keempat penjuru bumi. 11:13 Kecemburuan Efraim akan berlalu, dan yang menyesakkan Yehuda akan lenyap. Efraim tidak akan cemburu lagi kepada Yehuda, dan Yehuda tidak akan menyesakkan Efraim lagi. 11:14 Tetapi mereka akan terbang ke barat, ke atas lereng gunung Filistin, bersama-sama mereka akan menjarah bani Timur; mereka akan merampas Edom dan Moab, dan orang Amon akan patuh kepada mereka.
“Pada waktu itu Tuhan akan mengangkat pula tangan-Nya untuk menebus sisa-sisa umat-Nya…” (ay.11)
Ada sebuah kisah tentang kakak-beradik yang selalu bertengkar. Di tengah jalan, keduanya sama-sama melihat sebuah apel yang tergantung di atas pohon. Keinginan yang sangat kuat untuk memiliki buah apel tersebut mendorong mereka untuk berupaya mengambil buah apel tersebut. Namun, karena keduanya bersikeras untuk merebut dan tidak ingin dikalahkan, akhirnya yang terjadi justru keduanya malah saling menjatuhkan. Sudah cukup lama mereka berjuang untuk mengambil apel tersebut tetapi selalu dijatuhkan satu sama lain. Mereka tidak sadar bahwa apel tersebut telah dimakan habis oleh ulat. Akhirnya, kakak beradik itu tidak mendapatkan apa pun, dan menyadari bahwa mereka bukan hanya kehilangan apel, melainkan kehilangan keluarga juga.
Bangsa Israel Utara dan Selatan sama-sama berhadapan dengan besarnya kekuatan Asyur. Mereka terlalu kecil sehingga kalah dan harus membayar upeti. Alih-alih bekerja sama, malahan mereka saling mengucilkan dan menjatuhkan. Mereka pun tidak mengindahkan perkataan Tuhan melalui para nabi, yang akhirnya membuat beberapa pemimpinnya menyembah berhala. Namun demikian, di tengah-tengah situasi sulit tersebut, Yesaya menubuatkan bahwa akan ada Sang Raja Damai yang akan memberikan kebebasan serta pendamaian, khususnya bagi Israel Utara (Efraim) dan Israel Selatan (Yehuda).
Tidak ada keluarga yang sempurna. Setiap kita pasti memiliki kelemahan dan juga kesalahan. Baik dalam hubungan suami-istri, orang tua-anak, kakak-beradik. Tetapi, jika hanya fokus pada kesalahan, maka keluarga tidak lagi memiliki nilai. Melalui kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus, ada sebuah restorasi hubungan sehingga ada pendamaian di dalam keluarga. Pertanyaannya adalah apakah kita mau menerima kebangkitan itu sebagai sebuah upaya restorasi hubungan kita, bukan hanya dengan Allah, tetapi dengan sesama, khususnya keluarga? Kiranya damai senantiasa ada dalam keluarga kita.
Sumber: [SBU – 07 April 2024 | Pagi]
Doa: (Ya Tuhan, pulihkanlah setiap hubungan yang rusak dengan sesama kami, biarlah kami hidup berdampingan dengan saling mengasihi bukan membenci)