MINGGU VI SESUDAN PASKAH
“TEGAK LURUS”
1 Raja-raja 5:7-9
5:7 Maka segera sesudah Hiram mendengar pesan dari Salomo itu, ia sangat bersukacita serta berkata: “Terpujilah TUHAN pada hari ini, karena Ia telah memberikan kepada Daud seorang anak yang bijaksana untuk mengepalai bangsa yang besar ini.” 5:8 Lalu Hiram mengutus orang kepada Salomo mengatakan: “Aku telah mendengar pesan yang kausuruh sampaikan kepadaku. Tentang kayu aras dan kayu sanobar aku akan melakukan segala yang kaukehendaki. 5:9 Hamba-hambaku akan membawanya turun dari gunung Libanon ke laut dan aku akan mengikatnya menjadi rakit-rakit di laut untuk dibawa sampai ke tempat yang akan kautunjukkan kepadaku; kemudian akan kusuruh bongkar semuanya di sana, sehingga engkau dapat mengangkutnya. Sementara itu engkau hendaknya menyediakan makanan bagi seisi istanaku seberapa yang kukehendaki.”
Aku telah mendengar pesan yang kausuruh sampaikan kepadaku. Tentang kayu aras dan kayu sanobar aku akan melakukan segala yang kaukehendaki.” (ay.8)
Pernahkah mendengar sebutan “Putra Fajar”? Ya, pasti semua ingatan kita akan tertuju pada Sang Revolusioner, Bung Karno. Sebagai proklamator, Bung Karno memimpikan rakyatnya tegak berdiri dan tak kenal lelah dalam melangkah mewujudkan Indonesia jaya. Begitulah penggalan dari tulisan Sigit Aris Prasetyo dalam bukunya yang berjudul “Bung Karno dan Revolusi Mental”.
Tekad dan prinsip tegak lurus menjadi spirit Salomo dalam membangun Bait Suci, sebab dia tidak sekadar membangun gedung, tetapi lebih dari itu, yaitu membangun sebuah bangsa yang taat dan teguh dalam beribadah kepada Tuhan. Oleh karena, itu bahan yang digunakan tidak sembarangan, tetapi harus meng gunakan bahan yang kokoh dan tahan lama. Pohon Aras dan Sanobar adalah dua jenis pohon yang bertahan hidup saat musim dingin di pegunungan yang tinggi dan berbatu, dan tetap hijau daunnya sepanjang tahun. Tidak hanya itu, pohon aras bisa hidup 900-1000 tahun, tingginya bisa mencapai 30 meter dengan posisi yang lurus dan tidak membusuk. Uniknya lagi, memiliki aroma harum yang tetap bertahan selama 20 tahun setelah ditebang.
Aras berasal dari bahasa Ibrani “Jashar” yang berarti tegak lurus, sedangkan sanobar dalam bahasa Ibrani “berosh” yang berasal dari kata “barah/berit” yang berarti perjanjian. Salomo menggunakan bahan kayu aras dan sanobar bukan tanpa alasan, melainkan ingin menyampaikan pesan bahwa janji Tuhan itu selalu tegak lurus”, Tuhan tidak pernah mengingkari janji, Dia akan selalu menyertai umat-Nya dengan kasih.
Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjalan sendiri. Kasih dan setia Tuhan bertahan lama lebih dari kayu aras dan sanobar, sebab Tuhan adalah kekal. Oleh karena itu, melangkahlah dengan tegak dan lurus untuk melaksanakan tanggung jawab kita seperti yang Tuhan kehendaki.
Sumber: [SBU – 06 Mei 2024 | Pagi]
Doa: (Ya Bapa, berikanlah kami terang-Mu agar kami selalu berada di jalan kebenaran-Mu. Teguhkanlah hati kami untuk mewujudkan kehendak-Mu)