MINGGU VI SESUDAH PASKAH
“JANJI PERSAHABATAN”
1 Raja-raja 5:10-12
5:10 Demikianlah Hiram memberikan kayu aras dan kayu sanobar kepada Salomo seberapa yang dikehendakinya. 5:11 Lalu Salomo memberikan kepada Hiram dua puluh ribu kor gandum, bahan makanan bagi seisi istananya dan dua puluh kor minyak tumbuk; demikianlah diberikan Salomo kepada Hiram tahun demi tahun. 5:12 Dan TUHAN memberikan hikmat kepada Salomo seperti yang dijanjikan-Nya kepadanya; maka damaipun ada antara Hiram dan Salomo, lalu mereka berdua mengadakan perjanjian.
Dan TUHAN memberikan hikmat kepada Salomo seperti yang dijanjikan-Nya kepadanya; maka damaipun ada antara Hiram dan Salomo, lalu mereka berdua mengadakan perjanjian” (ay.12)
Seorang Filsuf Yunani, Aristoteles pernah menulis: “ketika yang dua bersama-sama, teman meningkatkan kemampuan kita untuk bertindak dan berpikir”. Aristoteles memperlihatkan tentang dimensi keadilan sebagai dasar untuk membangun persahabatan. Walaupun sahabat tidak membutuhkan keadilan, tetapi usaha tentang keadilan akan selalu membutuhkan sahabat.
Janji untuk bersahabat tentu tidak seperti dua pengusaha yang sedang melakukan perjanjian atau kontrak kerja. Perjanjian itu dilakukan melalui pikiran, batin dan tindakan yang saling memberi.
Hiram dan Salomo sebagai raja atas negeri mereka, tampil sebagai pemimpin yang meneladankan persahabatan. Hiram memberikan bahan kayu yang berkualitas (ayat 10) dan Salomo memberi upah yang terbaik kepada Hiram (ayat 11). Sebuah pertunjukan yang dibangun atas dasar saling percaya dan saling peduli. Namun, yang terpenting dari relasi sahabat itu ada hikmat Tuhan. Itu berarti hikmat Tuhan mengarahkan Salomo dan Hiram untuk menciptakan suasana damai di antara dua negeri tersebut. Hidup bersahabat dengan semua merupakan panggilan kita sebagai umat Tuhan. Hidup di tengah kompetisi akan menjadi bar bar dan kacau jika tidak dilandasi dengan persahabatan. Teladan utama kita adalah Yesus, Sang Mesias. Dia menunjukkan hidup dengan rasa persahabatan yang sejati. Yesus tidak pernah menuntut timbal balik dari orang lain, bahkan di tengah hinaan dan makian kepada-Nya, tidak pemah Yesus menghapus persahabatan-Nya. Sekali lagi, kasih-Nya tidak pernah berubah menjadi benci, dan tak lekang oleh waktu. Dia mengerti bahwa setiap kita selalu membutuhkan sahabat untuk berjuang. Dia selalu ada sebagai sahabat sejati bagi kita semua. Akankah kita datang kepada-Nya dengan setia, ataukah kita menjauhi Dia?
Sumber: [SBU – 06 Mei 2024 | Malam]
Doa: (Ya Tuhan, tuntunlah kami untuk menjadi sahabat bagi mereka yang tertindas dan menderita)