MINGGU IV PRAPASKAH
SAAT TUHAN TAMPAK DIAM DAN TIDAK MELAKUKAN APA PUN
Mazmur 10:1-14
10:1 Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan? 10:2 Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan. 10:3 Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN. 10:4 Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: “Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!”, itulah seluruh pikirannya. 10:5 Tindakan-tindakannya selalu berhasil; hukum-hukum-Mu tinggi sekali, jauh dari dia; ia menganggap remeh semua lawannya. 10:6 Ia berkata dalam hatinya: “Aku takkan goyang. Aku tidak akan ditimpa malapetaka turun-temurun.” 10:7 Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan. 10:8 Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah; 10:9 ia mengendap di tempat yang tersembunyi seperti singa di dalam semak-semak; ia mengendap untuk menangkap orang yang tertindas. Ia menangkap orang yang tertindas itu dengan menariknya ke dalam jaringnya. 10:10 Ia membungkuk, dan meniarap, lalu orang-orang lemah jatuh ke dalam cakarnya yang kuat. 10:11 Ia berkata dalam hatinya: “Allah melupakannya; Ia menyembunyikan wajah-Nya, dan tidak akan melihatnya untuk seterusnya.” 10:12 Bangkitlah, TUHAN! Ya Allah, ulurkanlah tangan-Mu, janganlah lupakan orang-orang yang tertindas. 10:13 Mengapa orang fasik menista Allah, sambil berkata dalam hatinya: “Engkau tidak menuntut?” 10:14 Engkau memang melihatnya, sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong.
Engkau memang melihatnya, sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong (ay.14) Apa yang kau alami kini mungkin tak dapat engkau mengerti Satu hal tanamkan di hati, indah semua yang Tuhan b’ri. Tuhanmu takkan memberi ular beracun, pada yang minta roti Cobaan yang engkau alami tak melebihi kekuatanmu Refrain: Tangan Tuhan sedang merenda, suatu karya yang agung mulia Saat-Nya ‘kan tiba nanti kau lihat pelangi kasih-Nya Masih ingat lagu itu? Lagu berjudul “Tangan Tuhan mengemukakan realita kendatipun seseorang mengatakan percaya, namun saat dalam pergumulan, seseorang dapat ragu bahkan kehilangan kepercayaan dan harapannya kepada Tuhan. Dalam situasi demikian, sang penyair menyampaikan pesan bahwa pergumulan tidak melebihi kemampuan seseorang. Tuhan tahu yang Dia lakukan dalam hidup anak-Nya, dan melalui pergumulan itu, Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang baik bagi anak-Nya.
Perikop pagi ini memperlihatkan sebuah realita di mana para penguasa menindas kaum lemah dan dengan sombongnya berpikir dan bahkan menyakini bahwa karena tidak ada hal buruk yang menimpa mereka karena kejahatan yang dilakukan, maka bukan hanya semakin merajalela berbuat kejahatan, bahkan dengan sombongnya mereka mengklaim bahwa Allah tidak ada dan Allah tidak akan dapat menghukum mereka (ayat 2-11).
Dalam situasi ini, Pemazmur mengekspresikan ketidaksabaran dan keputusasaannya (ayat 1). Namun Pemazmur tidak kehilangan keyakinannya. Dia mengungkapkan pada ayat 12-14, Allah akan bertindak karena Dialah Allah yang peduli terhadap derita umat-Nya. Hari ini, saat akan beraktivitas, ingatlah!
1. Saat hidup berjalan tidak sesuai harapan, jangan putus asa! Tetap berserah pada Tuhan.
2. Tetap lakukan yang baik walau hidupmu sulit.
3. Tuhan bertindak pada waktu-Nya, percayalah!
4. Bagikanlah narasi positif bagi sesama melalui media sosialmu agar sesamamu dikuatkan.
Sumber: [SBU – 05 Maret 2024 | Pagi]
Doa: (Tuhan Yesus, kami akui kami lemah, kami tidak mampu memahami maksud-Mu dalam pergumulan kami. Namun kami mau belajar untuk tetap percaya bahwa Engkau mengasihi kami. Tolonglah kami ya Bapa)