HARI MINGGU V SESUDAH EPIFANI
“KERJA, KERJA, KERJA!”
Keluaran 2:1-6
Musa lahir dan diselamatkan
2:1 Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi;
2:2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.
2:3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil;
2:4 kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia. 2:5 Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya.
2:6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: “Tentulah ini bayi orang Ibrani.”
Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: “Tentulah ini bayi orang Ibrani.” (ay.6)
Firaun raja Mesir memerintahkan pembantaian pada semua bayi Ibrani. Musa yang merupakan seorang bayi Ibrani terancam nyawanya. Maka Allah pun bertindak menyelamatkan Musa. Keselamatan Musa dari genosida itu merupakan awal dari karya pembebasan Allah atas Israel untuk pembentukan suatu bangsa pilihan. Satu peristiwa penyelamatan seorang bayi, menjadi bagian dari rangkaian peristiwa monumental lainnya yang bermuara pada terwujudnya rencana Allah yang luar biasa. Peristiwa penyelamatan ini menjadi bukti bahwa Allah senantiasa menyatakan diri-Nya dalam kehidupan di alam semesta. Allah terus-menerus memfasilitasi proses pemeliharaan keberlangsungan dan perkembangan kehidupan yang berlangsung di jagad raya. Begitulah cara Allah mengkomunikasikan diri-Nya kepada manusia. la ‘berbicara’ kepada manusia dengan karsa dan karya.
Budaya komunikasi global saat ini kebanyakan berlangsung secara daring. Sebuah studi menunjukkan bahwa ketidakhadiran secara fisik dan anonim dalam komunikasi virtual membuat orang tega menyampaikan pesan dengan kata-kata kasar dan jahat (Plata, 2018). Tahun ini Pelkat Teruna memasuki usia ke 41. Allah senantiasa mengkomunikasikan diri-Nya melalui pemeliharaan dan menumbuhkan wadah edukasi religiositas dan spiritualitas para remaja GPIB ini. Ketika seluruh dunia juga para teruna meluangkan banyak waktu di media sosial, tindakan nyata yang penting untuk mentransformasi realitas semakin berkurang. Orang-orang sebegitu asyik berkutat dalam dunia maya.
Tidaklah cukup mengomunikasikan diri kita melalui dunia virtual, meskipun kiprah kita di dalamnya baik dan konstruktif. Panggilan dan perutusan hidup kita adalah berkolaborasi dengan Allah dalam aksi-aksi cinta kasih, penyelamatan, dan pemeliharaan di dunia riil. Komunikasikan diri kita dengan Tuhan dan sesama dengan karya yang mengubah realitas. Ayo kerja, kerja, kerja!
Sumber: [SBU – 04 Februari 2024 | Pagi]
Doa: (Tuhan, kami berterima kasih atas karya penyelamatan-Mu dan pemeliharaan-Mu dalam hidup kami, mampukan kami untuk senantiasa hidup benar dan bertanggung jawab dalam menjalani hidup ini)