04 Agustus 2024 – Malam | 20240804

HARI MINGGU XI SESUDAH PENTAKOSTA


BERSEDIA DAN BERANI MENJALANKAN PENGUTUSAN

Keluaran 6:10-12
6:10 “Pergilah menghadap, katakanlah kepada Firaun, raja Mesir, bahwa ia harus membiarkan orang Israel pergi dari negerinya.” 6:11 Tetapi Musa berkata di hadapan TUHAN: “Orang Israel sendiri tidak mendengarkan aku, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku, aku seorang yang tidak petah lidahnya!” 6:12 Demikianlah TUHAN telah berfirman kepada Musa dan Harun, serta mengutus mereka kepada orang Israel dan kepada Firaun, raja Mesir, dengan membawa perintah supaya orang Israel dibawa keluar dari Mesir.


Pergilah menghadap Firaun, raja Mesir, dan katakan kepadanya bahwa ia harus membiarkan orang Israel pergi dari negerinya” (ay.10)
Ketika seseorang bersedia dan berani menyampaikan kritik atau koreksi demi kemanusiaan atau kemajuan bangsa, maka ia akan menemukan cara untuk melakukannya, sekalipun halangan atau rintangan selalu ada.
Musa diutus oleh TUHAN untuk membawa keluar orang Israel dari tanah perbudakan di Mesir. Sejak awal ada gejolak dalam diri Musa ketika ia melihat perlakuan kasar dan kejam orang-orang Mesir kepada orang Israel. Dalam diri Musa ada dorongan kuat untuk mengubah ketidakadilan yang terjadi bagi orang Israel. Pada diri Musa ada kesediaan dan keberanian untuk melakukan perbuatan baik bagi sesamanya sekalipun besar risikonya. Kesediaan dan keberanian Musa merupakan modal penting bagi Musa untuk memenuhi tugas panggilan dan pengutusannya.
Pergumulan bersedia dan berani dialami oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia; oleh sebab itulah mereka tetap berjuang walaupun dikejar-kejar tentara Belanda dan berisiko kehilangan nyawanya. Kesediaan dan keberanian para pejuang telah membawa kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Perjuangan revolusi kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh seluruh anak bangsa walaupun berbeda keyakinan, mereka bersama mengantarkan rakyat sampai di pintu gerbang kemerdekaan.
Kesediaan dan keberanian itu mengobarkan kita sekarang ini untuk mewujudkan atau mengisi kemerdekaan. Masih banyak anak bangsa yang hidup dalam ketidakadilan sosial, terbelakang dan kurang sejahtera. Dengan kritis dan konstruktif, kita menjalankan pembangunan bangsa. Peran lembaga negara yang disusun sedemikian rupa oleh para pendiri bangsa, kita ikuti dan lakukan dengan semangat dan dalam kesetaraan. Maka panggilan kita bersama saat ini adalah memperjuangkan terwujudnya cita-cita bangsa yang sejahtera, adil dan beradab. Marilah kita bersedia dan gigih mengisi kemerdekaan dengan karya-karya terbaik bagi semua anak bangsa.


Sumber: [SBU – 04 Agustus 2024 | Malam]

Doa: (Tuhan, kami akan setia pada-Mu di tengah pergumulan. Mampukan kami kreatif berperan, sehingga nama-Mu terus kami
muliakan)